Dosen Ekonomi USU Sabet SINTA Award, Peringkat Satu Seluruh Indonesia

Admin
Senin, 09 Juli 2018 - 10:48
kali dibaca
Dr. Iskandar Muda SE
Mediaapakabar.com - Dr Iskandar Muda, salah satu dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara (FEB USU) yang juga seorang peneliti, berhasil meraih SINTA Awards untuk tahun 2018 dari Menristekdikti Prof H Mohamad Nasir, Ph D.

Penghargaan tersebut diterima langsung oleh Dr. Iskandar Muda, SE, M Si, Ak, CA,
pada Rabu (4/5/2018) malam, yang didampingi juga oleh Rektor USU, Prof Dr Runtung Sitepu, SH, M Hum.
Kepada Tribun Medan, Dr. Iskandar Muda menceritakan tentang penghargaan yang diperolehnya tersebut. Dia mengatakan sejumlah riset yang dilakukannya selama kurun waktu tiga terakhir telah membawanya meraih penghargaan Sinta Award tersebut.
Penghargaan bergengsi dari SINTA award tersebut , diraih Dr Iskandar Muda setelah terpilih menduduki Peringkat I Publikasi Ilmiah Tingkat Nasional Tahun 2018.
"Saya menghasilkan jurnal yang diakui oleh Scopus dalam bidang ilmu ekonomi. Dalam kurun waktu tiga tahun belakangan ini, jurnal ada 47 di scopus dan 500 di Google scholar. Setelah dikalkulasi dan ditabulasi oleh Kemenristekdikti, itu rankingnya secara keseluruhan dari seluruh Indonesia Alhamdulillah saya dari USU menduduki peringkat 1," kata Iskandar Muda, Minggu (8/7/2018).
SINTA (Science and Technology Index) sendiri merupakan sebuah portal yang didedikasikan untuk para peneliti dan perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia, yang secara resmi diluncurkan oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi pada 30 Januari 2017 lalu.
"SINTA Award suatu wadah oleh Kementerian riset dan teknologi Republik Indonesia untuk mengakomodir karya ilmiah dan penelitian yang diakui standar internasional yaitu Scopus Belanda dan Google Scholar," tambah Iskandar Muda.
Menurut Iskandar Muda, persyaratan untuk memperoleh Sinta Award ini terletak pada kuantitas dan kualitas karya ilmiah yang dihasilkan dan harus terindeks Scopus dan Google Scholar.
"Persyaratannya setiap karya ilmiah dosen itu harus diakui dan terindeks oleh lembaga itu (Scopus dan Google Scholar)," ujarnya.
Atas prestasinya tersebut, dia pun mengaku bangga dan senang. Apalagi, sambungnya,  pihak USU sendiri juga mengapresiasi dirinya dengan pencapaian hasil tersebut.

"Alhamdulillah senang jugalah. Pihak USU sendiri apresiasinya cukup tinggi. Terbukti dengan datangnya pak rektor menghadiri acara tersebut di Senayan," tandasnya.
Sekadar informasi, Perolehan penghargaan bergengsi oleh dosen USU tersebut melengkapi prestasi USU tahun ini dalam bidang publikasi ilmiah. Sebagaimana pernah dilansir sebelumnya, bahwa USU saat ini meraih peringkat 2 jumlah publikasi ilmiah terindeks Scopus tertinggi pada tahun 2018 untuk seluruh perguruan tinggi negeri dan lembaga penelitian di Indonesia. Peringkat tersebut meletakkan USU di bawah Universitas Indonesia (UI) yang menduduki peringkat tertinggi. Sebelumnya juga pada paruh pertama tahun 2018, terhitung Januari hingga Juni, posisi puncak tertinggi itu dipegang oleh USU, sebelum akhirnya direbut kembali oleh UI.
Tercatat selama 3 tahun terakhir, yakni periode 2016, 2017 dan 2018, USU menduduki peringkat 5 di bawah Universitas Indonesia (UI), Universitas Gajah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Institut Pertanian Bandung (IPB).
Dengan adanya penghargaan seperti Sinta Awards ini, Iskandar pun berharap para dosen dan peneliti akan semakin giat untuk melahirkan karya-karya ilmiah yang diakui internasional. Hal ini menurutnya akan semakin meningkatkan rangking Indonesia di kancah internasional.
"Ke depan dengan adanya Sinta award ini setidaknya bisa menggeret ranking Indonesia di tingkat internasional. Saat ini ranking Indonesia posisinya nomor 65 untuk internasional, Malaysia masih di atas Indonesia. Kita nomor 3, pertama Malaysia, Singapura lalu Indonesia," jelasnya.
Selain itu, Dr. Iskandar Muda juga mengharapkan, ke depannya riset dapat turut berkolaborasi dengan pihak swasta sehingga riset tersebut basisnya tidak  hanya pada basis pendidikan semata tetapi juga bermanfaat langsung untuk diterapkan di dunia industri.
"Harapannya bahwasannya riset itu bisa berkolaborasi dengan pihak swasta sehingga riset itu basisnya bukan hanya untuk basis pendidikan tapi sudah untuk industri. Jadi selain untuk kepentingan industri juga untuk kemakmuran dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan masyarakat dengan memanfaatkan hasil riset," kata Iskandar.
Oleh karena itu, Iskandar pun mendorong rekan-rekannya yang lain untuk tidak berhenti melahirkan karya-karya yang bagus dan bermanfaat bagi orang banyak.
"Untuk dosen dan peneliti teruslah berkarya karena sampai kapanpun karya itu tetap ada dan didatabasekan. Jadi terus saja berkarya bagi orang lain," pungkasnya. (AS)
Share:
Komentar

Berita Terkini