Kapal Tank ''Thailand'' Pencari Kerang Bebas Beroperasi di Tambun Tulang, Pihak Terkait Diduga 'Tutup Mata'

REDAKSI
Minggu, 21 Februari 2021 - 16:24
kali dibaca
Terkait maraknya Kapal Tank "Thailand" pencari kerang yang beroperasi di sekitar laut Tambun Tulang, (Asahan-Tanjung Balai-Batubara) diduga tidak ada tindakan tegas dari pihak terkait yang berwenang, membuat para Nelayan Tradisional Tojok Kerang dan Jaring Tangkul Gurita resah.

Mediaapakabar.com
Terkait maraknya Kapal Tank "Thailand" pencari kerang yang beroperasi di sekitar laut Tambun Tulang, (Asahan-Tanjung Balai-Batubara) diduga tidak ada tindakan tegas dari pihak terkait yang berwenang, membuat para Nelayan Tradisional Tojok Kerang dan Jaring Tangkul Gurita resah.

Keresahan para nelayan tersebut adalah dampak dari rusaknya alat tangkap jaring tangkul gurita milik nelayan tradisional dan punahnya habitat ekosistem laut di lokasi tersebut, sehingga berdampak buruk bagi penghasilan nelayan tradisional sehari-harinya.


Menurut Ketua Asosiasi Nelayan Tojok Kerang Tradisional Asahan-Tanjungbalai (ANTKT) Kurniawan Syahputra Nasution, kegiatan "Tank Thailand" ini sangat meresahkan bagi nelayan tradisional, sebab mematikan mata pencaharian mereka, dan telah lama beroperasi di wilayah tersebut.


Terkait maraknya Kapal Tank "Thailand" pencari kerang yang beroperasi di sekitar laut Tambun Tulang, (Asahan-Tanjung Balai-Batubara) diduga tidak ada tindakan tegas dari pihak terkait yang berwenang, membuat para Nelayan Tradisional Tojok Kerang dan Jaring Tangkul Gurita resah.

"Habis kerang tu di bante Tank Thailand, sampe ke benih benihnya, apalagi yang mau dicari Nelayan Kerang ke laut," ungkap Putra kepada wartawan, Minggu (21/2/2021).


Anehnya, lanjut Putra pihak berwenang yang ada di lokasi belum ada mengambil tindakan, malah terindikasi membekingi Tank Thailand itu beroperasi di wilayah tersebut dan seolah olah kegiatan tersebut legal, serta membuat pemetaan sendiri khususnya di Tambun Tulang, sehingga sangat merugikan Nelayan Asahan dan Tanjungbalai.


"Padahal Tank Kerang ini seharusnya dilarang karena jelas jelas merusak, masalah ini juga menjadi akar perselisihan antara Nelayan Tanjung Balai dan Batubara," tegasnya.


Diakhir Putra berharap pihak berwenang yang ada di lokasi tersebut bisa mengambil tindakan dan mengantisipasi perselisihan antara Nelayan Batubara dan Nelayan Tanjung Balai, demi terpeliharanya ekosistem laut dan kesejahteraan Nelayan Kerang di wilayah sekitar.


"Harapannya ada solusi dari pihak berwenang, selain menindak Tank Thailand juga seperti pengangkatan tangkul ketika nelayan tojok beroperasi agar tidak ada perselisihan,karena nelayan tojok beroperasi hanya butuh waktu 4 jam," pungkas Putra.


Ditempat terpisah, Kapos Kapal Polisi Air Batubara, Bripka Gultom saat di konfirmasi wartawan melalui WA, belum  memberikan tanggapan sampai berita ini dikirim ke redaksi. (Hen)

Share:
Komentar

Berita Terkini