Panitia dari Dinas UMKM Sumut dan EO tak melakukan pembatasan orang yang
masuk, sedang paket yang disedikan hanya 600 paket per hari. Pasar murahnya
juga diadakan di ruangan, sehingga di dalam ruangan juga padat, sementara
stand-stand yang disediakan di halaman gedung GOR kosong.
"Kita
dukung kegiatan pasar murah ini, membantu masyarakat di tengah situasi sulit
begini. Tapi seharusnya mekanisme diperbaiki, ini seperti panitia mengabaikan
protokol kesehatan. Kejadian seperti ini bisa menyebabkan penyebaran virus
Corona semakin cepat," ujar Ketua Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK)
Sumut Hendra Hidayat dalam keterangannya, Minggu 17 Mei 2020.
Hendra mengungkapkan kekhawatiran jika ada
orang yang ikut dalam kerumunan saat di pasar murah membawa virus. Hal ini
menurut Hendra dapat menyebabkan orang yang terkena Corona di Sumut akan
meningkat.
"Mudah-mudahan
tidak ada. Tapi jika ada, orang yang datang ke lokasi itu saat berkerumun
adalah orang yang terpapar Corona, pasti dia akan menyebarkan ke orang lain.
Angka di Sumut ini akan jauh meningkat, sangat jauh bahkan. Tapi semoga saja
tidak ada," jelas Hendra.
Hendra
menyebut ini murni kesalahan penyelenggara pasar murah. Menurutnya, sangat
wajar jika masyarakat datang berbondong-bondong di tengah sulitnya ekonomi
karena pandemi Corona.
"Yang
salah ya pelaksana, tidak dapat mengantisipasi kejadian seperti ini. Harusnya
pelaksana kan punya planning matang, karena kami yakin panitia sadar akan
datang ribuan orang mendatangi pasar murah ini. Namanya juga situasi ekonomi
lagi sulit," lanjutnya.
Hendra menyebut dengan kejadian ini, Pemprov Sumut telah mengundang orang berkerumun. Hal ini
kata Hendra bertolak belakang dari adanya larangan berkerumun yang disampaikan
oleh pemerintah.
"Ya
ini kan namanya Pemprov yang mengundang masyarakat untuk berkerumun. Padahal,
di Cafe saja ada lima orang langsung disuruh pulang. Ini ada ribuan. gawat," tandasnya.(dn)