Bahkan china diproyeksikan pertumbuhan ekonominya akan bergerak di level 1.2% di tahun ini. Ekonomi negara berkembang, dengan pertumbuhan ekonomi tinggi sebelumnya diproyeksikan akan merealisasikan minus 1%, dengan memasukan China sebagai salah satu negara yang dihitung.
Pengamat Ekonomi Sumatra Uatara, Gunawan Benjamin menuturkan, kondisi pasar keuangan pada perdagangan malam tadi, bursa di Amerika Serikat menguat setelah pemerintah AS berencana akan kembali membuka aktifitas ekonomi masyarakat, setelah diberlakukan lock down sebelumnya. Rencana pembukaan tersebut memberikan angin segar bagi pasar saham yang ada di AS.
"Sementara itu, pagi ini IHSG dibuka menguat di level 4.723,92. Kinerja IHSG menguat seiring dengan membaiknya kinerja pasar keuangan global. Hanya saja, sesaat setelah di buka, kinerja IHSG kembali berbalik arah, dan sejuah ini diperdagangkan di kisaran level 4.714," katanya kepada Mediapakabar di Medan, Kamis(16/4/2020).
Disisi lain, lanjut Gunawan, kinerja mata uang Rupiah masih stabil dikisaran 15.645 per US Dolar. Sejauh ini pasar keuangan domestik masih terpantau stabil dengan kecenderungan menguat. Namun, dengan rilis ekspektasi kinerja ekonomi global yang diproyeksikan akan mengalami kontraksi oleh IMF.
Pasar keuangan kita maupun dunia tengah berhadapan dengan kemungkinan terburuk yang bisa saja memukul pasar keuangan nasional. Penyebaran covid 19 yang sejauh ini menjadi akar masalah terpuruknya ekonomi, masih belum memiliki tanda-tanda akan selesai setidaknya di akhir bulan ini, imbuh Gunawan.(abi)