Untuk Isolasi Suspect Corona, Pemerintah Siapkan 100 Rumah Sakit

armen
Selasa, 03 Maret 2020 - 08:54
kali dibaca


Foto/Ilustrasi/Reuters
Mediaapakabar.com-Pemerintah memastikan siap menangani penyebaran wabah virus corona (COVID-19) di Tanah Air. Ratusan rumah sakit milik pemerintah telah siap dengan ruang isolasi berstandar internasional bagi warga yang menjadi suspect COVID-19.

Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat mengumumkan dua suspect corona dari Depok, Jawa Barat, di Istana Negara kemarin. "Pemerintah ini benar-benar mempersiapkan. Misal rumah sakit lebih dari 100 yang siap dengan ruang isolasi korona, dengan standar isolasi yang baik. Kita juga memiliki ruang perawatan yang sesuai standar internasional," ujarnya.

Dia menjelaskan persiapan pemerintah terkait dengan wabah corona ini telah dilakukan sejak jauh hari. Hanya, persiapan itu tidak dilakukan secara terbuka untuk tidak menimbulkan kepanikan di masyarakat. “Pemerintah telah membentuk tim gabungan yang terdiri atas TNI/Polri maupun unsur sipil untuk menangani penyebaran virus corona sesuai dengan prosedur standar yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO),” katanya.

untuk Isolasi Warga Suspect Corona.Mantan gubernur DKI Jakarta itu juga menegaskan bahwa pemerintah telah mengalokasikan anggaran khusus untuk menangani penyebaran virus ini. Berbagai persiapan itu dilakukan karena pemerintah telah memiliki kajian atas bahaya yang bisa ditimbulkan oleh COVID-19. "Kita juga memiliki anggaran dan ini diprioritaskan untuk menangani ini. Karena kalau kita tidak serius menangani, ini sangat berbahaya karena penyakit ini perlu diwaspadai. Perlu hati-hati," katanya.

Jokowi pun mengingatkan warga agar terus menjaga kebersihan dan mencuci tangan untuk menghindari penyebaran virus corona. Ia juga meminta agar warga mengurangi pertemuan yang melibatkan orang banyak.

"Kita harus jaga higienis, banyak cuci tangan kita, penting sekali. Kontak-kontak yang tidak perlu, tidak perlu dilakukan terlebih dulu. Kemudian jaga tubuh tetap fit agar imunitas ada dalam tubuh kita," katanya.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta semua warga yang mengalami gejala demam tinggi dan batuk berkepanjangan segera memeriksakan diri ke rumah sakit. Dirinya menyatakan telah memberikan instruksi kepada tim medis dari Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, untuk melakukan pemeriksaan terhadap sampel warga yang memiliki gejala terjangkit virus corona.

“Nanti tim dari RSHS akan mem-follow up termasuk yang akan mengirim sampel, apakah teridentifikasi positif, negatif, itu akan dilakukan,” ungkapnya seusai menghadiri Focus Group Discussion (FGD) di Ruang Serbaguna Sutopo Purwo Nugroho, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, kemarin.

Dia mengungkapkan bahwa di Jawa Barat telah ditetapkan 27 rumah sakit rujukan untuk penanganan kasus suspect corona. “Semua rumah sakit di 27 daerah itu rumah sakit utama, saya imbau warga mengalami atau melihat gejala-gejala yang mirip, ya kan susah dibedakan mana flu mana korona, untuk segera mengecek,” tegas Emil.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan Jatim sudah siap untuk penanganan COVID-19. Rumah sakit milik Pemprov Jatim telah menyiapkan ruang isolasi dan perawatan jika ada yang positif terkena korona. Ruang isolasi itu terdapat di sejumlah rumah sakit seperti RSUD dr Soetomo, RSUD Soedono Madiun, dan RS Saiful Anwar Malang. “Kita tetap lakukan kewaspadaan dengan memakan makanan yang sehat dan bersih. Kita jarang mau makan, terus cuci tangan. Pelajaran sewaktu PAUD dan TK ternyata manfaatnya terasa hari ini,” ujar Khofifah.

Dia mengatakan terkait informasi maupun langkah lanjutan penanganan kasus corona akan selalu berkoordinasi dengan pemerintah pusat. Ini dilakukan agar ada kepastian informasi dan tidak membingungkan masyarakat di daerah. Apalagi, masalah virus mematikan tersebut merupakan hal yang sensitif. “Kita serahkan (penanganan dan informasi) ke pusat (pemerintah pusat). Informasi harus terkanalisasi dan tidak boleh bias. Kalau bias nanti orang akan takut ke tempat publik, ke pasar. Itu dampak ekonominya berat sekali,” katanya.

Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah menyebutkan semua sektor meningkatkan kewaspadaan mengantisipasi pencegahan virus corona. Semua pintu masuk di wilayah Sulsel diminta diperketat pengawasannya. "Kita sudah sampaikan dan itu sudah dilakukan deteksi. Angkasa Pura sudah (diminta perketat). Kita harus perketat lagi setelah ada kejadian ini," tegas Nurdin yang ditemui di rumah jabatan Gubernur Sulsel kemarin.

Dia mengatakan akses pintu masuk penerimaan kedatangan orang luar ke Sulsel, baik di pelabuhan maupun bandara, harus segera diperkuat. Semua lini harus ikut terlibat, koordinasi dan komunikasi semakin ditingkatkan.

"Semua lini harus lebih mengantisipasi hal-hal yang tidak kita inginkan. Termasuk Angkasa Pura sudah kita minta supaya koordinasi dengan dinas kesehatan mendeteksi semua tamu-tamu yang masuk Sulsel dari berbagai negara dan daerah," sambung dia.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulsel juga diminta mempersiapkan ruang isolasi khusus yang bisa dimanfaatkan jika ke depan ada warga yang terdeteksi virus corona. Nurdin juga meminta agar masyarakat menahan diri untuk melakukan perjalanan ke luar daerah atau ke luar negeri jika dinilai belum perlu. Khususnya di negara-negara yang sudah terjangkit virus corona. "Saya mengimbau kepada seluruh masyarakat Sulawesi Selatan supaya kurangi bersentuhan (dengan orang lain) datang ke tempat-tempat keramaian, kalau tidak perlu," tambah Nurdin.

Di Sulsel, kata dia, juga sudah ada fasilitas mumpuni untik menangani penyakit menular. Rumah Sakit Umum Pemerintah (RSUP) Wahidin Sudirohusodo disiapkan sebagai tempat penanganan suspect virus corona. "Kita tempatkan di Wahidin. Itu dia punya gedung infeksi, fasilitasnya lengkap," sambungnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo mengatakan pihaknya terus memantau perkembangan penyebaran COVID-19. Berbagai langkah antisipasi penyebaran wabah ini telah dilakukan di antaranya peningkatan pengawasan terhadap pelaku perjalanan dari negara atau daerah terjangkit melalui pintu masuk Jawa Tengah, yaitu di Bandara Ahmad Yani Semarang, Bandara Adi Soemarmo Boyolali, dan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang yang dilakukan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kemenkes. “KKP melakukan optimalisasi fungsi alat deteksi suhu tubuh, pemberian Health Alert Card bagi penumpang yang berasal dari negara/daerah terjangkit,” katanya.

Yulianto menyampaikan bahwa pihak Pemprov Jateng juga telah menyiapkan beberapa rumah sakit untuk menjadi rujukan penanganan kasus korona, yakni RSUP dr Karyadi Semarang, RSUD Tugurejo Semarang, RSUD dr Moewardi Surakarta, dan RSUD dr Margono Soekarjo Purwokerto. “Dalam hal terjadi ledakan jumlah pasien suspect dan atau positif COVID-19 telah disiapkan satu rumah sakit khusus milik Pemprov Jawa Tengah,” sebutnya.


Sumber : Sindonews.com




Share:
Komentar

Berita Terkini