Perlahan Tinggalkan China, Menperin Sebut Lotte Akan Jadikan Indonesia Basis Utama Operasional

Admin
Kamis, 13 Desember 2018 - 09:55
kali dibaca
Ilustrasi Lotte
Mediaapakabar.com - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan perusahaan asal Korea Selatan, Lotte Corporation tengah membidik Indonesia sebagai wilayah operasional bisnis paling utama.

Ia menyebut Lotte perlahan meninggalkan China, yang sebelumnya dianggap sebagai basis operasional utama perusahaan tersebut.

Airlangga mengatakan, inisiatif Lotte dilatarbelakangi oleh perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang bikin situasi bisnis di negara tirai bambu itu kurang kondusif. Bahkan menurutnya, Lotte perlahan-lahan sudah melepas waralaba ritelnya di China beberapa waktu terakhir.

"Sehingga mereka (Lotte) harus memiliki negara lain, dan mereka memilih Indonesia," ujar Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, seperti yang dilansir CNNIndonesia, Rabu (12/12).

Saat ini, Lotte sudah memiliki banyak investasi di Indonesia. Pertama, Lotte bekerja sama dengan Grup Salim membentuk usaha patungan (joint venture) di sektor perdagangan daring (e-commerce) dengan nama iLotte pada 2017 silam.

Tak hanya itu, Lotte Group melalui PT Lotte Petrochemical Indonesia juga baru merealisasikan kompleks petrokimia di Cilegon, Banten dengan nilai investasi US$3,5 miliar. Pabrik dengan luas 100 hektare ini akan memproduksi naphtha cracker 2 juta ton per tahun dan bisa menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 1.500 orang dalam kurun 2019 hingga 2023 mendatang.

"Dan juga mereka (Lotte) masuk di bioskop dan properti, jadi mereka lihat Indonesia sebagai negara tujuan investasi," imbuhnya.

Tak hanya Lotte, menurut Airlangga, Indonesia juga menjadi sasaran investasi bagi industri padat karya yang semula berbasis di China juga lantaran kekhawatiran terhadap isu perang dagang. Industri seperti tekstil, persepatuan, dan garmen yang awalnya berbasis produksi di China rencananya akan dipindahkan ke Indonesia.

"Jadi ada potensi industri Indonesia bisa meningkatkan kapasitas produksinya," imbuh Airlangga.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan industri nonmigas hingga kuartal III lalu di angka 5,01 persen. Angka ini lebih rendah ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya yakni 5,46 persen.

Sementara itu, data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi hingga kuartal III tahun ini di angka Rp535,4 triliun atau tumbuh 4,3 persen dibanding tahun sebelumya
Share:
Komentar

Berita Terkini