Partai Demokrat 'Gigit Jari' Saat Jokowi Dielu-elukan Gratiskan Tol Suramadu, Peran SBY Lenyap

Admin
Minggu, 28 Oktober 2018 - 10:47
kali dibaca
Tol Suramadu
Mediaapakabar.com - Jembatan Tol Suramadu akhirnya digratiskan oleh Presiden Jokowi. Partai Demokrat pun menyampaikan selamat kepada rakyat Madura.

“Kerja keras SBY dan gagasan serta kinerja para presiden sebelumnya akhirnya semakin penuh manfaatnya bagi Madura. Sekali lagi, kami ucapkan selamat kepada rakyat Madura,” kata Kadiv Advokasi Dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean seperti yang dikutip dari Pojoksatu.id, Minggu (28/100).

Jurubicara Partai Demokrat ini juga menyampaikan terima kasih kepada Presiden Jokowi, bahwa apa yang telah digagas dan dibangun oleh para presiden pendahulunya, bisa ditindaklanjuti manfaatnya dengan kebijakan menggratiskan Jembatan Suramadu.

“Terimakasih Pak Jokowi, rakyat Madura kembali terangkat memorinya atas kerja keras SBY mewujudkan jembatan terpanjang di Indonesia tersebut,” ujar Ferdinand.

Lebih lanjut Ferdinand mengulas sejarah panjang gagasan pembangunan jembatan Suramadu.

Sejak awal Bung Karno pernah bercita cita menyatukan dan menghubungkan Jawa dengan Madura. Dan pada era Soeharto, gagasan itu pernah disikapi meski belum bisa diwujudkan.

“Mungkin ini soal teknologi, bukan soal ketidakmauan untuk membangun,” imbuhnya.

Kemudian era terus berganti hingga pada masa Presiden Megawati, tanggal 20 Agustus 2003 meresmikan tiang pancang pertama proyek tersebut. Namun sayangnya terhenti. Hingga akhirnya pemerintahan berganti dan masuk era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan solusi pembiayaan pun terselesaikan.

“Selain dana APBN juga menyertakan biaya pinjaman dari China sebesar 45 persen dari total biaya dan 55 persen dari APBN,” sebutnya.

Kemarin (Sabtu, 27/10) saat Jokowi meresmikan penggratisan tol Suramadu tersebut, menurut dia, banyak media menulis dengan berita yang justru menghilangkan kerja keras SBY atas proyek tersebut.

“Padahal rakyat Madura tahu persis yang membangun Suramadu itu era presiden SBY,” tegasnya.

Narasi negatif terhadap kinerja SBY dibangun demi kepentingan politik, seolah menggratiskan jalan tol itu jadi jauh lebih besar daripada kerja keras membangunnya.
Bahkan, ia mencermati beberapa media menulis dengan judul berita seolah SBY hanya meresmikan, tidak membangun, tapi dibangun Megawati.

“Logika orang waras tentu akan tertawa, karena Megawati sudah lengser pada Oktober 2004. Agustus 2003 diresmikan Megawati dan mangkrak. Setelah itu diteruskan diselesaikan oleh SBY,” paparnya.

Ferdinand sekali lagi menekankan rakyat Madura dan Indonesia tahu betul Suramadu kerja keras SBY atas gagasan besar para pendahulunya.

“Jangan hilangkan sejarah karena nanti generasi muda bangsa ini bisa sesat sejarah,” kat dia mengakhiri. (AS)
Share:
Komentar

Berita Terkini