Proses evakuasi pencarian korban bus masuk jurang. Foto: Ist |
Apalagi, saat ini masih banyak korban yang belum ditemukan.
Salah seorang korban, Ranto Sitorus (45) mengisahkan bagaimana dia harus menerima kenyataan pahit kehilangan orang yang disayang, dan menanti kabar istrinya yang belum ditemukan.
Ranto yang ditemui di RSUD Porsea seakan tidak percaya dengan kejadian yang menimpanya. Bagaimana tidak selain ketiga anaknya yang mengalami luka-luka, saudara perempuannya Rita Sitorus (50) meninggal dunia serta adiknya selaku sopir bus nahas tersebut M Sitorus belum ditemukan. Sedangkan si isteri yang diketahui bernama Lisbet Panjaitan belum juga ditemukan hingga kemarin.
“Saat itu saya sempat pingsan sebentar setelah mobil sudah berada di dasar jurang tersebut. Kemudian saya mendengar jeritan ketiga anakku Welly Sitorus (13), Widia Sitorus (10), dan Andrianus Sitorus (9), dan segera menolong mereka,” terangnya seperti dilansir New Tapanuli.
Ranto Sitorus mengaku kesulitan menolong anaknya yang paling kecil Andrianus Sitorus. Karena anaknya dalam keadaan terjepit di bagian kepalanya.
“Entah kekuatan apa yang ada pada saya, karena saya juga mengalami pendarahan di bagian kepala saya. Akhirnya ketiga anakku bisa saya selamatkan,” tuturnya sambil mengusap air matanya.
Ditambahkan Rianto lagi, bahwa adiknya M Sitorus juga sebagai supir bus naas tersebut sempat hendak ditolongnya. “Padahal adik saya masih sempat melambaikan tangannya kepada saya. Namun karena arus sungai tersebut lumayan deras sehingga adik saya tidak kelihatan lagi,” terangnya dengan terisak.
Rianto juga sering menanyakan keberadaan istrinya kepada setiap orang yang datang menjenguknya. Diapun berharap isterinya bisa segera ditemukan.
Dengan data-data korban yang dihimpun dari RSUD Porsea , RSU HKBP Balige baik Data dari kepolisian di TKP belum ada tertera nama Lisbet Panjaitan isteri Rianto Sitorus. (AS)