Bertahun, Jalan Daerah Tujuan Wisata Gunung Sibayak Rusak Berat

Media Apakabar.com
Jumat, 24 Agustus 2018 - 08:04
kali dibaca
foto:apakabar/sbti
Mediaapakabar.com--Jalan menuju daerah wisata (DTW) puncak Sibayak di perladangan "Kerabangen" Desa Semangat Gunung, Kecamatan Merdeka, Karo rusak berat. Buktinya, mobil tidak dapat melintas apalagi sepeda motor terpaksa didorong.   

Pantauan mediaapakabar.com pada Kamis (23/08/2018) di ruas jalan jurusan Simpang Doulu,  Kecamatan Berastagi yang melintasi puluhan kolam air panas alam di Desa Doulu dan Semangat Gunung menuju puncak Sibayak.   

Jalan rusak tersebut sudah bertahun, termasuk longsor badan jalan di kaki gunung juga semakin lebar dan dalam. Belum ada tanda akan diperbaiki.  Ruas jalan yang rusak berat sekira 3 km itu juga tidak ada pemeliharaan, apalagi perbaikan. Selain batu-batu besar berserakan di badan jalan, semak belukar juga tumbuh subur hampir menutupi badan jalan.   

Puluhan wisatawan lokal yang datang menggunakan sepeda motor kewalahan melewati jalan rusak.  Terpaksa turun dan mendorong sepeda motor menyelusuri jalan menanjak. Banyak juga wisatawan pulang, tidak percaya diri melintasi ruas jalan yang rusak berat itu.   

Ada terjatuh. ada juga menarik sepeda motor dari depan menggunakan tali.  Mereka mengaku kecewa dengan kondisi ruas jalan yang rusak sudah terjadi bertahun-tahun.  Mereka masuk mengaku dikutip di loket retribusi Dinas Pariwisata Karo di perbatasan Desa Doulu dan Semangat Gunung Rp4.000/orang.   

Warga desa juga mengeluhkan kerusakan jalan itu.  Pemkab Karo menyebut itu bukan tanggung jawabnya merawat dan memperbaikinya.  Disebut tanggung jawab Pertamina untuk merawat dan membangunnya.  

" Panggil dan tanya kenapa itu terjadi. Kenapa belum diperbaiki adalah mutlak hak bupati. Bukan diam dan seolah tidak mau tahu. Demikian juga longsor jalan belum diperbaiki disebut karena wewenang Dinas Kehutanan Pemprovsu karena berada di kawasan hutan.  Wajar dong Pemkab Karo menyurati dan bertanya kepada Dinas Kehutanan Pemprovsu kenapa sudah bertahun-tahun longsor menuju puncak Sinabung belum diperbaiki,"  ujar Usmanto Purba mantan Kepala BPD Desa Doulu.

Lagi pula, tambahnya, mengapa selama ini Pemkab Karo yang menangani tak berkoordinasi. " Koordinasi itu penting dan diutamakan, karena itu bagian dari budaya Karo disebut "runggu". Itu juga bagian dari kearifan lokal jangan melulu teori," tukasnya.  (sbti)
Share:
Komentar

Berita Terkini