Duluan 2 Hari, Jemaah Tarekat Naqsyabandiyah Gelar Salat Id 1 Syawal 1439 Hijriyah

Admin
Kamis, 14 Juni 2018 - 08:19
kali dibaca
Jemaah Tarekat Naqsyabandiyah berfoto bersama setelah melaksanakan ibadah salat Ied 1 Syawal 1439 Hijriyah,di Pondok Pesantren Syekh Salman Da'im, Kecamatan Bandar Mesilam, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Rabu (13/6/2018). 
Mediaapakabar.com - Sebanyak 6000 Jemaah Tarekat Naqsyabandiyah yang tersebar se-Sumatera Utara telah berjamaah melaksanakan ibadah salat Ied 1 Syawal 1439 Hijriyah di Pondok Pesantren Syekh Salman Da'im, Kecamatan Bandar Mesilam, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. 

Kegiatan yang salat berjamaah berlangsung Rabu (13/5/2018) sekitar pukul 08.00 WIB.

Salah satu pengurus Ponpes Syekh Salman Da'im, Abdurrahman Al Cholidi menuturkan kegiatan salat Ied dilaksanakan lebih awal karena hari raya Idul Fitri telah jatuh pada tanggal yang diperhitungkan.
Menurutnya metode ketentuan Hari Raya Idul Fitri sama seperti jemaah lainnya dengan merujuk perintah agama yakni hilal, hisab dan rukyat.
"Kita berpuasa tiga hari lebih dulu dari umat muslim lainnya, jadi tanggal 13 Mei 2017 itu kita sudah berpuasa sementara saudara yang lainnya kan tanggal 16 Mei 2018. Lama puasa kita (jemaah Naqsyabandiyah) itu genap 30 hari. Sama semua baik jemaah naqsabandiyah Bogor, Batam, Kandis, Padang dan lain lain.
Seperti yang dilansir Tribun Medan, kendati menggunakan beberapa perhitungan untuk menentukan bulan, Jemaah Tarekat Naqsyabandiyah mampu menentukan bulan demi bulan hanya dengan menghitung kalender Qomariyah.
"Untuk menghitung Ramadan atau Lebaran tahun ini kita sudah hitung sejak tahun lalu, bahkan untuk sepuluh tahun kedepan kapan jatuhnya Ramadan kita sudah bisa tetapkan, jadi gak sulit," ujar Abdurrahman Al Cholidi.
Jemaah Naqsyabandiyah, menurut Abdurrahman Al Cholidi tidak mempersoalkan dan merasa tidak ada yang perlu diperdebatkan mengenai penentuan awal Ramadan.
Ia menekankan bahwa umat Islam sebaiknya konsentrasi untuk jihad meningkatkan kebersamaan, saling tolong menolong mengurangi kemiskinan, dan menghindari paham-paham radikalisme seperti teroris.
"Kita tidak perlu memperdebatkan siapa yang salah dan benar menentukan lebaran atau Ramadan, kita harus fokus bagaimana caranya menolong sesama umat. Bagaimana meningkatkan ekonomi umat dan bagaimana tidak terpapar radikalisme yang saat ini mengatasnamakan jihad," ujarnya.
Dia mengatakan bahwa Jemaah Tarekat Naqsyabandiyah di Sumatera Utara telah mencapai jutaan umat.
Desa Bandar Tinggi telah menjadi lokasi ibadah salat Ied sejak tiga tahun lalu oleh jemaah se-Sumatera Utara. Selain Bandar Tinggi, terdapat 18 Titik lokasi lain salat Ied yang tersebar seluruh Nusantara
Lokasi lain tempat dilaksanakan salat Ied terdapat di Kandis untuk jemaah Riau, Batam untuk Jemaah Kepri, Bangka, Bogor, Makassar dan lain-lainnya. (AS)
Share:
Komentar

Berita Terkini