Nasib Pegawai Dipecat KPK: Dulu Buru Koruptor Kini Bertani-Jual Nasgor

REDAKSI
Selasa, 12 Oktober 2021 - 00:22
kali dibaca
Ket Foto : Para mantan pegawai KPK setelah dipecat gegara TWK. (detikcom)

Mediaapakabar.com
Sejumlah mantan pegawai KPK yang dipecat buntut tes wawasan kebangsaan (TWK) kini banting setir dari semula pegawai kantoran bekerja sebagai penegak hukum pemberantas korupsi hingga kini berwiraswasta. 

Berbagai usaha dilakukan sejumlah pegawai KPK setelah dipecat dari KPK dari mulai menjual nasi goreng hingga bertani.


Dilansir dari detikcom, Selasa (12/11/2021), sejumlah mantan pegawai KPK ada yang memilih membuka usaha setelah tak lagi bekerja sebagai penyidik di KPK. Berikut ini sejumlah cerita mantan pegawai KPK yang kini memilih membuka bisnisnya usai tak lagi bekerja di KPK.


Selepas dipecat, 57 pegawai KPK memilih berbagai cara untuk berkegiatan, salah satunya berbisnis kuliner. Tak hanya satu, tapi juga ada beberapa dari mereka yang memilih jalur itu.


Cerita ini disampaikan Yudi Purnomo, mantan penyidik KPK yang juga dipecat KPK buntut sengkarut tes wawasan kebangsaan (TWK). Yudi setidaknya mencatat ada 7 orang rekannya senasib sepenanggungan yang berbisnis kuliner.


Yang pertama, ada Panji Prianggoro, yang sebelumnya bekerja di Direktorat Deteksi dan Analisis Korupsi KPK. Panji, yang disebut Yudi piawai dalam pengintaian atau mata-mata, kini berjualan empal gentong secara online.


"Mas Panji salah satu pegawai KPK yang diberhentikan hari ini launching kulinernya, silahkan order ya tweeps, beliau merupakan alumni UIN Jakarta, yang jago surveilance dalam mengintai pihak terkait korupsi. Dulu ketika mahasiswa beliau aktif di PMII, rumahnya sekitar Larangan, Ciledug," kata Yudi di akun Twitternya, @yudiharahap46, Senin (11/10/2021).


"Mas Panji ini sosok sederhana, dan dia kalo OTT salah satu andalanku sebagai tim surveilance, sudah banyak OTT berhasil dibantu kinerja Mas Panji yang persisten ini," imbuhnya.


Lalu, ada mantan penyidik Ronald Sinyal Paul yang juga terjun ke bisnis kuliner. Ronald, setelah dipecat, diketahui berjualan snack bernama D&A Snack di Bandung. Pegawai lainnya, Ita Khoiriyah, yang sebelumnya bekerja di Biro Humas, berjualan kue kering dan turut dipromosikan oleh Yudi.


"Kalo @tatakhoiriyah Jualannya ini, silakan langsung pesan ya tweeps ke tata," katanya.


Selanjutnya, Anissa Ramadhany yang sebelumnya bekerja di bagian Fungsional Jejaring Pendidik. Perempuan yang akrab disapa Ninis ini terlihat menjual masakan rumahan.


"Kalo jualannya Ninis ini tweeps, langsung kontak HP-nya ya," kata Yudi.


Lalu ada Agtaria Adriana alias Ririn, eks penyelidik yang juga turun ke bisnis kuliner. Yudi menyebut Ririn pernah memimpin OTT besar.


"Ingin merasakan onde-onde buatan Ririn yang dulu di KPK merupakan srikandi pemberantas korupsi yang merupakan ketua tim penyelidik di KPK dan menangani berbagai OTT besar, silahkan order tweeps," ujarnya.


Tak lupa Juliandi Tigor Simanjutak eks penyelidik yang berjualan nasi goreng. Lalu, ada Wahyu Ahmat Dwi Haryanto Pramusaji di bagian Biro Umum yang berjualan lauk pauk.


Eks Pegawai KPK Jualan Nasi Goreng

Juliandi Tigor Simanjuntak, salah satu mantan pegawai KPK, kini diketahui beralih profesi sementara, yaitu berjualan nasi goreng (nasgor). Tigor sebelumnya dipecat KPK buntut polemik Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).


Kisah Tigor dibagikan oleh mantan pegawai KPK lainnya yang bernasib sama, Yudi Purnomo. Yudi menyebut Tigor dulunya bekerja di KPK di bagian Biro Hukum.


"Kalau lapar daerah Bekasi, ke nasi goreng Bang Tigor ya tweeps, mantan punggawa Biro Hukum KPK saat menghadapi para tersangka yang praperadilan," ucap Yudi seperti dikutip dari akun Twitter-nya, Senin (11/10/2021).


Yudir turut mencantumkan alamat nasi goreng Bang Tigor, yaitu di Jalan Raya Hankam Nomor 88 di Jatirahayu, Kota Bekasi. Rekan-rekan Tigor yang senasib karena dipecat KPK, yaitu Christie Afriani, mantan spesialis Pembinaan Jaringan Kerja Antar-Komisi dan Instansi (PJKAKI), turut mempromosikan nasgor Bang Tigor.


"Tadi aku datang sama suami, kebetulan di sana ada istri beliau juga. Masing-masing kami saling mengenalkan 'ini temenku, geng 57 juga'. Senang sekali rumahku dekat sama warung nasi goreng KS Rempah usaha Bang Tigor ini, sambil makan bisa sekalian gosip juga deh," ucap Christie, juga melalui akun Twitter-nya.


Mantan pegawai KPK lainnya memilih bertani di kampung halaman. Selengkapnya di halaman berikutnya.


Cerita Rasamala Aritonang Bertani di Kampung Halaman


Ada lagi cerita lain dari mantan pegawai KPK yang belakangan telah dipecat buntut tes wawasan kebangsaan (TWK). Kisah kali ini dari sosok bernama Rasamala Aritonang yang berperan penting kala KPK digugat praperadilan oleh para tersangka korupsi.


Sebelum dipecat bersama 56 rekan lainnya oleh KPK, Rasamala bertugas sebagai Kepala Bagian Perancangan Peraturan dan Produk Hukum pada Biro Hukum KPK. Dia kerap kali menyusun argumentasi hukum sewaktu KPK mendapatkan perlawanan dari para tersangka korupsi dalam sidang praperadilan.


Namun kini Rasamala memilih pulang kampung. Dia membantu keluarganya di Desa Parsuratan, Sumatera Utara, yang tak jauh dari Danau Toba, untuk bertani dan beternak.


"Ya saya memang sedang mengisi waktu sementara ini dengan bertani dan beternak, kebetulan keluarga kakek saya di kampung memang petani," kata Rasamala kepada detikcom, Senin (11/10/2021).


"Sudah hampir satu bulan saya ikut bantu mereka bertani, foto itu kegiatan menjemur jagung yang harus dikeringkan dan dijual untuk kebutuhan pakan ternak dan kadang dibuat roti jagung, hasilnya lumayan itu untuk kehidupan di sana selain dari ternak dan padi," imbuhnya.


Di sela-sela kegiatannya itu, Rasamala mengaku juga mengisi webinar antikorupsi. Dia juga kini mengajar di Universitas Parahyangan dalam mata kuliah antikorupsi.


"Lokasi kampung itu di Desa Parsuratan, Balige, Sumut, dekat juga dengan Danau Toba 15 menit jika mau ke danau. Biasanya kalau pagi kasih makan ayam dan bebek dulu, baru agak siang setelah matahari terik menjemur jagung," katanya.


"Tapi kadang-kadang saya masih harus break untuk mengisi webinar online karena masih ada beberapa permintaan sebagai narasumber, yang lalu misalnya saya diminta sekolah antikorupsi (SAKTI) Pontianak untuk mengisi materi, dan hari Jumat sore jam 15.00-16.30 biasanya saya rutin mengajar online. Kebetulan untuk semester ini saya diminta mengajar mata kuliah studi anti-korupsi di Fakultas Hukum Universitas Parahyangan," sambungnya.


Lebih lanjut, Rasamala juga masih gemar menulis artikel soal antikorupsi. Dia juga sempat berbagi cerita dengan masyarakat di kampungnya itu.


"Di malam hari, biasanya saya masih coba menulis beberapa artikel lepasan untuk dipublikasikan siapa tau ada media tertarik, karena saya pikir pengetahuan dan pengalaman saya yang sedikit ini barangkali masih bisa ikut memberikan kontribusi bagi perubahan, ya tentunya tidak sebesar kontribusi ketika di KPK ya," katanya


"Kalau di kampung kehidupan masyarakat sangat komunal, masyarakat sering bertemu membahas persoalan mereka, jadi kita dapat info berbagai persoalan mereka dan mendengarkan bagaimana cara mereka menyelesaikan persoalannya, menarik sih. Mungkin nanti saya malahan bisa dapat inspirasi untuk menyusun penelitian, kebetulan saya sedang merampungkan program doktoral," sambungnya.


Rasamala mengaku aktivitas bertani yang ia jalani membuat segar pikiran. Dia juga berencana menyusun tujuan kedepannya setelah dipecat KPK.


"Rutinitas baru ini bikin segar pikiran, sambil menyusun rencana untuk tujuan yang baru. Kata salah satu guru saya, 'Hidup itu seperti naik sepeda, anda harus jalan terus tidak boleh berhenti, jika tiba di tujuan yang satu Anda tentukan tujuan selanjutnya, sampai Anda tidak bisa lagi mengayuh sepeda'," katanya. (DTC/MC)

Share:
Komentar

Berita Terkini