Viral, Pria Yang Menghadang Mobil Satpol PP Sebut Wali Kota Bobby Nasution Tebang Pilih

Media Apakabar.com
Jumat, 03 Mei 2024 - 07:39
kali dibaca

Mediaapakabar.com
- Rakesh yang membuka warung kopi (warkop) di Jalan Gatot Subroto, Kota Medan, mengaku kecewa dengan sikap Wali Kota Medan, Bobby Nasution.

Dia mengatakan selama Bobby Nasution menjabat Wali Kota Medan, kerap kali mendapatkan diskriminasi lantaran berjualan di trotoar jalan.

Menurutnya, Bobby Nasution terlalu tebang pilih dalam melakukan penertiban, ada beberapa tempat usaha termasuk disekitaran mal besar dikawasan tersebut sama sekali tidak pernah ditertibkan.

Ketika mobil patroli Satpol PP Kota Medan yang hendak menertibkan, Rakesh mendatangi mobil tersebut. " Kalau memang mau ditertibkan semuanya lah ditertibkan, tidak memandang suku, agama dan golongan semua harus disapu rata," ucapnya, Rabu (01/05/2024).

" Itu ada rumah makan Tisya di atas parit sampai sekarang tidak dibongkar, Carrefour sampai sekarang nggak dibongkar, kenapa angkringan yang bukannya jam 6 sore sampai jam 3 pagi, itu yang dirusuhi," tambahnya. 

Dia bahkan menegaskan bahwasanya tidak akan mendukung Bobby Nasution untuk maju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumut. Selain itu, dirinya juga mengaku sudah cukup kecewa dan menderita, semasa kepemilikan mantu presiden Jokowi itu jadi walikota Medan.

" Saya tidak akan mau memilih dia, wali kota saja bikin kacau, bagaimana dia mau gubernur nanti," ketusnya. 
h
Selama Bobby Nasution menjabat jadi wali kota Medan, katanya, banyak proyek yang tidak terselesaikan. " Parit di Jalan Punak nggak beres, PBB naik, parit nggak beres, parkir ditangkapi. Kami nggak akan mendukung dia sebagai gubernur," ulangnya. 

" Saya dan seluruh pedagang nggak akan mendukung dia sebagai gubernur, saya boikot, nggak akan mau memilih dia. Saya punya massa pedagang," cetusnya. 

Dalam video, Rakesh berhenti di tengah mobil Satpol PP Medan dan meminta para petugas untuk turun dan menemui dirinya.

" Turun kau, aku mau cakap sama kau. Kami warga Medan mau cari makan. PBB naik, jualan di angkringan gak boleh," teriaknya kepada petugas Satpol PP.

Kemudian, petugas Satpol PP tersebut pun menanyakan tentang trotoar ini siapa yang bangun. Namun, sayangnya saat hendak melanjutkan pembicaraan Rakesh terlihat semakin berteriak. 

" Itu kau tengok di area Carrefour lebih ramai, gusur sekarang. Ini dibangun uang rakyat bukan Bobby Nasution (Wali Kota Medan, red)," teriaknya.

Karena ucapan tersebut, petugas Satpol PP tersebut pun terlihat tersulut emosi. " Yang lain diam, iya tahu, terus," jawab petugas Satpol PP sembari berhapan dengan Rakesh. 

Rakesh juga mengaku jijik dengan Wali Kota Medan Bobby Nasution. Bukan hanya itu Rakesh juga mengatakan petugas pemerintah bodoh.

" Petugas pemerintah bodoh, aku jijik dengan Bobby. Kami juga gak perlu pemimpin macam kau," ucap Rakesh sambil menunjuk Satpol PP tersebut.

Rakesh saat mendatangi mobil Satpol PP Kota Medan sedang menertibkan jualan di area trotoar Jalan Gatot Subroto Medan. 

Komisi I DPRD Medan menyebutkan bahwa sudah tugas Satpol PP untuk mengamankan dan menertibkan jika ada pelanggaran.

Bahkan Rakesh mengaku, petugas Satpol PP tersebut yang memaki dirinya terlebih dahulu.

"Apa, kau pikir aku takut sama kau, kau yang A....g. Kau yang maki aku duluan. Ini uang rakyat. Kami mau cari makan," sebutnya. 

Namun dalam video itu, Petugas Satpol PP tersebut terlihat mengalah dan meminta Rakesh untuk tenang. " Udah-udah, kalau mau cari uang ada tempatnya, bukan di trotoar," kata petugas Satpol PP. 

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Medan, Rakhmat Harahap merespon tentang anak buahnya yang ribut dengan Rakesh pada saat penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL)  yang berada di trotoar Jalan Gatot Subroto Kota Medan.

Rakhmat mengatakan beberapa hari lalu, pihaknya melakukan Penertiban PKL  di area tersebut. Akan tetapi, satu diantara PKL bernama Rakesh menghalangi penertiban. 

Terkait permasalahan anak buahnya dengan Rakesh yang sempat  ribut, saat ini kata Rakhmat pihaknya sedang berkoordinasi dengan pihak kepolisian atas kejadian tersebut. 

" Kita melakukan kegiatan penertiban, ada beberapa PKL yang berjualan di atas trotoar. Dimana itu tidak perbolehkan. Namun pada saat penertiban ada masyarakat kita, Rakesh namanya melakukan, menghalangi dan ada masyarakat juga yang memviralkan kejadian tersebut," ungkapnya pada pers, kemarin. 

Menurutnya, apa yang dilakukan Rakesh sudah sangat mengganggu pihaknya dalam melakukan penertiban terhadap masyarakat sekitar. " Ini sedang kita koordinasikan ke pihak kepolisian, bagaimana baiknya. Karena bapak Rakesh ini telah menghalangi petugas dalam menjalankan tugas," terangnya. 

" Nanti akan kita koordinasikan apakah mungkin kita panggil pak Rakesh nya. Atau kita somasi untuk menanyakan tujuan dia melakukan aksi itu apa. Pastinya kami akan kembali datangi pak Rakesh," lanjutnya. 

"Akan kita lihat lagi apakah masih berjualan atau seperti apa. Setelah itu akan kita tentukan langkah selanjutnya," ucapnya. 

Rakhmat juga mengakui, saat ini banyak pedagang yang sudah melazimkan jualan di atas trotoar.

" Permasalahan PKL di Kota Medan cukup luar biasa. Berdasarkan data ada 25 ribu PKL yang akan kami tertibkan. Untuk itu ada beberapa langkah yang kami lakukan," jelasnya. 

Saat ini, kata Rakhmat pihaknya sudah membuat program Zonasi. Dimana ada tempat-tempat PKL boleh berjualan di sana.

" Kita juga sudah ada Perda Zonasi untuk PKL. Jadi kita juga sudah minta data-data ke pihak Kecamatan. Lokasi mana saja yang boleh jadi tempat PKL," terangnya. 

Penertiban PKL ini juga  harus dilakukan dengan memberikan solusi. Karena jika tidak ada solusi itu menimbulkan banyak konflik. " Karena PKL ini kan warga kita juga. Sehingga kita harus membantu kesulitan ekonomi mereka. Dan PKL itu harus dibina. Atau PKL ini bisa dijadikan UMKM untuk naik kelas," terangnya.

Nantinya dari data setiap Kecamatan, pihaknya akan membuat Zonasi PKL boleh  berjualan tetapi dengan catatan ada jam-jam tertentu.

"Hal ini sudah kita lakukan misalnya di Kesawan  itu dulu  banyak PKL di sana.   Tapi kita zonasi kan ke RS Eks PTPN di Jalan Putri Hijau. Nah yang seperti itu kita harapkan," terangnya. 

Selain pemindahan zonasi di RS Eks PTPN, kata Rakhmat, juga  ada di Jalan Pagaruyung, Guru Patimpus juga sudah ada. 

"Jadi ekonomi bertumbuh, masyarakat khususnya PKL juga bisa mendapatkan tempat yang layak," ucapnya.

Menurutnya ke depan, pihaknya akan membuat tempat zonasi dimana Para PKL, Pengamen lokal dan lain -lain berkumpul di satu tempat layaknya Malioboro Yogyakarta. 

"Kita tidak akan mendukung para PKL berjualan di trotoar Kota Medan. Apalagi sudah ada aturan larangan jualan PKL  seperti di area Rumah Sakit, Kantor Pemerintah, Perkantoran dan lain-lain," jelasnya. (MC/Tribun.com)
Share:
Komentar

Berita Terkini