Asisten Afdeling IV Kebun Pulu Raja Diduga Gelapkan Dana Pemeliharaan

REDAKSI
Minggu, 19 September 2021 - 01:31
kali dibaca
Ket Foto : Ditemukan banyaknya tanaman kelapa sawit pada tanaman ulang (TU) dengan kondisi tanaman yang sangat memprihatinkan, banyaknya tanaman kelapa sawit dengan kondisi sampai dikelambui dengan  tanaman penutup tanah (mucuna), serta didapat areal yang luasnya hampir 10 hektar tersebut dengan kondisi piringan yang sangat kotor.

Mediaapakabar.com
Asisten Afdeling IV Kebun Pulu Raja diduga dengan sengaja menggelapkan dana pemeliharaan untuk tanaman ulang (TU) yang diperkirakan baru berusia 6 bulan tanam.

Berdasarkan pantauan beberapa awak media, dan ketua DPC AWDI Asahan, pada hari Jum'at (17/09/2021) di areal TBM 1, yang lokasinya tidak jauh dari kantor Afdeling IV Kebun Pulu Raja.


Ditemukan banyaknya tanaman kelapa sawit pada tanaman ulang (TU) dengan kondisi tanaman yang sangat memprihatinkan, banyaknya tanaman kelapa sawit dengan kondisi sampai dikelambui dengan  tanaman penutup tanah (mucuna), serta didapat areal yang luasnya hampir 10 hektar tersebut dengan kondisi piringan yang sangat kotor.


Supri Agus, salah satu Pemerhati BUMN, yang juga merupakan Ketua DPC AWDI Asahan kepada awak media menjelaskan tanaman belum menghasilkan (TBM) tentunya sangat diprioritaskan dalam hal perawatan.


"Itu makanya TBM yang usia tanamnya masih sangat muda, oleh perusahaan di anggarkan biaya nya dengan biaya yang cukup besar," ucap Supri Agus.


Supri Agus mengatakan dengan istilah P1/4M, artinya dalam satu bulan TBM harus tembus rotasi pengerjaanya, baik itu buka piringan pokok, maupun Dongkel Anak Kayu (DAK), tentunya jika program kerja tersebut dilaksanakan dengan sebenarnya.


"Pastinya kita tidak akan menemukan pohon kelapa sawit dengan kondisi seperti ini," ucapnya.


Maka, sambungnya, jika dilihat dari kondisi pohon kelapa sawit, dengan kondisi yang sangat semak piringan pokoknya, dengan tanaman Mucuna yang memanjat ke pohon kelapa sawit, sehingga terkesan pohon kelapa sawitnya dikelabui oleh tanaman Mucuna.


"Sehingga timbul dugaan jika areal TBM tersebut sudah hampir 3 bulan belum dikerjakan DAK dan buka piringan nya," sebutnya.


"Kerugian negara yang ditimbulkan mencapai ratusan juta rupiah dari dugaan penggelapan biaya pemeliharaan TBM Kelapa Sawit tersebut, dengan norma perkalian Rp 7.500/pokok untuk dana pemeliharaan buka piringan dan Dongkel anak kayu (DAK), dan dalam setiap hektarnya untuk tanah rata ada 120 pokok," urainya.


Terkait hal tersebut saat dikonfirmasi melalui Via WA kepada Halim (Asisten Afdeling IV) Kebun Pulu Raja PTPN IV, Kabupaten Asahan mengatakan masih dalam pengerjaan (Progres), Sabtu (18/9/2021).


Menurut Supri Agus, kenyataan di lapangan tidak sesuai dengan apa yang dibilang Halim (Asisten Afdeling IV), Permasalahan ini akan kami lanjutkan ke kantor direksi PTPN IV di Medan.


"Pihak kami akan melayangkan surat dengan tembusan ke menteri BUMN, dan apabila tidak ada tanggapan juga maka kami akan buat laporan ke pihak yang lebih berkompeten," pungkasnya. (HEN)

Share:
Komentar

Berita Terkini