Kematian Baru Covid RI Tertinggi Dunia hingga AS Ancam China

REDAKSI
Selasa, 13 Juli 2021 - 20:46
kali dibaca
Ket Foto : Ilustrasi. Petugas mengenakan APD memakamkan jenazah dengan protokol Covid-19 di TPU Tegal Alur, Jakarta.(Antara)

Mediaapakabar.com
Sejumlah peristiwa terjadi di berbagai belahan dunia pada Senin (12/7/2021). Mulai dari kematian baru Covid-19 Indonesia tertinggi di dunia hingga Amerika Serikat peringatkan China jika ngotot serang Filipina. 

Dilansir dari CNNIndonesia.com, Selasa, 13 Juli 2021, Indonesia mencatat rekor kematian harian Covid-19 tertinggi di dunia dengan 1.007 jiwa pada Minggu (11/7/2021). 


Jumlah itu menyalip India yang berada di urutan ketiga dengan 720 kasus kematian, kemudian Rusia 749, dan Brasil dengan 597 korban meninggal. 


Di hari sebelumnya, pada Sabtu (10/7/2021) kasus kematian harian di Indonesia berada di posisi ketiga dengan 826 jiwa. Di posisi kedua masih ditempati India dengan 899 kasus dan Brasil menduduki puncak dengan 1.172 korban meninggal. 


Merujuk data Satgas Covid-19, hari Minggu kemarin kasus harian di Indonesia bertambah 36.197, sehingga keseluruhan menjadi 2.527.203 kasus. Sementara total kematian 65.457. 


Presiden China Xi Jinping dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un berjanji untuk memperkuat hubungan kedua negara. Komitmen itu mereka ungkapkan saat memperingati 60 tahun persahabatan China-Korut. Kedua negara telah menandatangani perjanjian persahabatan pada 11 Juli 1961.


"Meskipun situasi internasional sedang rumit dalam beberapa tahun terakhir, kepercayaan dan persahabatan militan antara Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) dan China semakin kuat dari hari ke hari," tulis Kim dalam pesannya kepada Xi, Minggu (11/7/2021) seperti dikutip dari AFP. 


Kim kemudian menyoroti peran pakta tersebut dalam memastikan perdamaian dan stabilitas di Asia dan seluruh dunia. Sebab, kata dia, saat ini kekuatan musuh terlihat makin putus asa. 


Sementara itu, Amerika Serikat kembali memperingatkan China atas konsekuensi bila mereka menyerang pasukan Filipina di Laut China Selatan. 


Jika China bersikeras melakukan serangan terhadap Filipina, maka AS menegaskan akan bertindak. AS dan Filipina memiliki perjanjian pertahanan bersama tahun 1951. 


"Kami menegaskan kembali bahwa serangan bersenjata terhadap angkatan bersenjata Filipina, kapal umum, atau pesawat terbang di Laut China Selatan akan meminta komitmen pertahanan bersama AS berdasarkan Pasal IV Perjanjian Pertahanan AS-Filipina tahun 1951," kata Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken dalam keterangan tertulis, seperti dikutip Reuters, Minggu, 11 Juli 2021 lalu. (CNNI/MC)

Share:
Komentar

Berita Terkini