Foto: Gerak cepat terus dilakukan Wali kota Medan Bobby Nasution dalam menangani pandemi Covid-19 di Kota Medan.
Tercatat, ada dua lingkungan yang diisolasi yakni Lingkungan X, Kelurahan Tangjung Sari, Kecamatan Medan Selayang dan Lingkungan VII, Kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor. Isolasi dilakukan karena warga tingginya jumlah warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 di kedua lingkungan tersebut.
Dikatakan Bobby Nasution, isolasi lingkungan berlangsung selama 6 hari dimulai pukul 19.00 - 06.00 WIB guna membatasi mobilitas warga. Sedangkan warga positif Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah di kedua lingkungan tersebut, tidak diperkenankan keluar rumah dengan pengawasan ketat dari pihak kelurahan maupun kecamatan.
Gerak cepat (gercep) Bobby Nasution tangani Covid-19 dengan isolasi lingkungan, vaksinasi massal, termasuk pasang badan agar layanan rapid test drive thru dibuka kembali untuk memudahkan masyarakat memeriksa kesehatan mendapat dukungan penuh dan apresiasi pengamat kebijakan publik Dadang Darmawan Ssos MSi.
Dikatakan Bobby Nasution, isolasi lingkungan berlangsung selama 6 hari dimulai pukul 19.00 - 06.00 WIB guna membatasi mobilitas warga. Sedangkan warga positif Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah di kedua lingkungan tersebut, tidak diperkenankan keluar rumah dengan pengawasan ketat dari pihak kelurahan maupun kecamatan.
Selama menjalani isolasi mandiri di rumah, pihak kelurahan dan kecamatan akan memberikan bantuan berupa sarapan pagi, makan siang dan malam. Kemudian ditambah dengan vitamin dan obat-obatan yang dibutuhkan.
Selain itu, Bobby Nasution juga menginstruksikan Dinas Kesehatan Kota Medan untuk melakukan tracing orang terdekat dan melakukan kontak erat terakhir kali dengan warga yang positif terkonfirmasi Covid-19 tersebut, guna dilakukan rapid test antigen untuk memastikan apakah warga yang bersangkutan positif atau tidak.
Selain itu, Bobby Nasution juga menginstruksikan Dinas Kesehatan Kota Medan untuk melakukan tracing orang terdekat dan melakukan kontak erat terakhir kali dengan warga yang positif terkonfirmasi Covid-19 tersebut, guna dilakukan rapid test antigen untuk memastikan apakah warga yang bersangkutan positif atau tidak.
Jika positif dan tidak diikuti gejala, Bobby Nasution minta untuk diisolasi mandiri di rumah. Sebaliknya, jika diikuti gejala, maka warga tersebut harus menjalani perawatan di rumah sakit.
“Setelah isolasi lingkungan dilakukan 6 hari, kita akan melakukan evaluasi. Kemudian diikuti dengan tracing warga di kedua lingkungan yang diisolasi tersebut, terkhusus orang terdekat dan melakukan kontak erat. Kita ingin mengetahui, apakah penularan itu terjadi dari lingkungan keluarga, lingkungan kerja maupun tempat tinggal. Insya Allah, swab antigen akan kita lakukan besok,” kata Bobby Nasution di Balai Kota Medan, Senin (31/5).
“Setelah isolasi lingkungan dilakukan 6 hari, kita akan melakukan evaluasi. Kemudian diikuti dengan tracing warga di kedua lingkungan yang diisolasi tersebut, terkhusus orang terdekat dan melakukan kontak erat. Kita ingin mengetahui, apakah penularan itu terjadi dari lingkungan keluarga, lingkungan kerja maupun tempat tinggal. Insya Allah, swab antigen akan kita lakukan besok,” kata Bobby Nasution di Balai Kota Medan, Senin (31/5).
[cut]
Selain isolasi lingkungan, Bobby Nasution juga membangun kerjasama dengan sejumlah stakeholder, termasuk Kementerian BUMN untuk melaksanakan vaksinasi massal. Khusus vaksinasi massal bekerjasama dengan Kementerian BUMN, Bobby Nasution mengatakan, akan berlangsung selama dua bulan dengan target 5.000 warga perharinya dengan prioritas lansia dan pelayan publik.
“Kita tinggal menunggu keputusan dari Kementerian BUMN. Kemarin, kita sudah melihat beberapa lokasi dan mengusulkan kepada Kementerian BUMN. Di samping itu, Pak Gubernur juga menyampaikan lokasi vaksinasi massal di Kota Medan dan menyerahkan kepada Pemko Medan untuk menentukan lokasinya. Kita sudah arahkan ke ex Bandara Polonia. Sebab, target Kementerian BUMN dalam satu hari 5000 orang yang divaksin. Kita tidak mau tujuan vaksinasi yang dilakukan untuk menekan angka Covid-19, justru menjadi potensi penyebaran. Maka, ex Bandara Polonia menjadi tempat yang paling memungkinkan,” jelasnya.
Tidak hanya isolasi lingkungan dan vaksinasi massal, Bobby Nasution juga siap pasang badan agar layanan rapid test drive thru yang sempat ditutup aparat kepolisian agar dapat kembali dibuka dengan melengkapi izin dan prosedur yang belum dipenuhi. Sebab, keberadaan rapid test drive thru tersebut sangat mendukung upaya Pemko Medan untuk menghindari masyarakat tidak terpapar Covid-19.
“Keberadaan rapid test drive thru ini sangat bagus. Sebab, intinya mempermudah masyarakat untuk mengecek kesehatan mereka apakah reaktif atau tidak. Tentunya, semakin banyak lokasi, semakin bagus. Pemko Medan harus tetap memastikan prosedur-prosedur yang tidak menyalah, sehingga kejadian seperti di Bandara Kuala Namu tidak terjadi di Kota Medan,” ungkapnya.
Selain isolasi lingkungan, Bobby Nasution juga membangun kerjasama dengan sejumlah stakeholder, termasuk Kementerian BUMN untuk melaksanakan vaksinasi massal. Khusus vaksinasi massal bekerjasama dengan Kementerian BUMN, Bobby Nasution mengatakan, akan berlangsung selama dua bulan dengan target 5.000 warga perharinya dengan prioritas lansia dan pelayan publik.
“Kita tinggal menunggu keputusan dari Kementerian BUMN. Kemarin, kita sudah melihat beberapa lokasi dan mengusulkan kepada Kementerian BUMN. Di samping itu, Pak Gubernur juga menyampaikan lokasi vaksinasi massal di Kota Medan dan menyerahkan kepada Pemko Medan untuk menentukan lokasinya. Kita sudah arahkan ke ex Bandara Polonia. Sebab, target Kementerian BUMN dalam satu hari 5000 orang yang divaksin. Kita tidak mau tujuan vaksinasi yang dilakukan untuk menekan angka Covid-19, justru menjadi potensi penyebaran. Maka, ex Bandara Polonia menjadi tempat yang paling memungkinkan,” jelasnya.
Tidak hanya isolasi lingkungan dan vaksinasi massal, Bobby Nasution juga siap pasang badan agar layanan rapid test drive thru yang sempat ditutup aparat kepolisian agar dapat kembali dibuka dengan melengkapi izin dan prosedur yang belum dipenuhi. Sebab, keberadaan rapid test drive thru tersebut sangat mendukung upaya Pemko Medan untuk menghindari masyarakat tidak terpapar Covid-19.
“Keberadaan rapid test drive thru ini sangat bagus. Sebab, intinya mempermudah masyarakat untuk mengecek kesehatan mereka apakah reaktif atau tidak. Tentunya, semakin banyak lokasi, semakin bagus. Pemko Medan harus tetap memastikan prosedur-prosedur yang tidak menyalah, sehingga kejadian seperti di Bandara Kuala Namu tidak terjadi di Kota Medan,” ungkapnya.
Gerak cepat (gercep) Bobby Nasution tangani Covid-19 dengan isolasi lingkungan, vaksinasi massal, termasuk pasang badan agar layanan rapid test drive thru dibuka kembali untuk memudahkan masyarakat memeriksa kesehatan mendapat dukungan penuh dan apresiasi pengamat kebijakan publik Dadang Darmawan Ssos MSi.
[cut]
Dikatakannya, gercep yang dilakukan sesuai dengan janji kampanye Bobby Nasution, di mana dirinya berjanji akan merespon dengan cepat terkait pelayanan kepada masyarakat.
“Ini sangat luar biasa. Pertama, kita mengapresiasi dengan diisolasinya dua lingkungan. Apabila ini berhasil, menurut saya, akan menjadi tolak ukur dalam menangani kasus Covid-19 seperti yang ditemukan di dua lingkungan tersebut. Yang kedua, adanya target vaksinasi massal 5000 perhari bekerjasama dengan Kementerian BUMN, saya nilai sebagai langkah maju. Mudah-mudahan ini langkah efektif dalam menangani penyebaran Covid-19 di Kota Medan. Saya kira semua warga Medan pasti menyambut baik ini,” papar Dadang.
Selanjutnya, menyikapi pasang badan Bobby Nasution agar layanan rapid test drive thru kembali dibuka, merupakan langkah yang sangat tepat. Sebab, tegasnya, Bobby Nasution ingin menjamin bahwa pelayanan tersebut benar-benar bersih dan dapat dimanfaatkan masyarakat yang memang membutuhkan layanan rapid test.
Kemudian, mengantisipasi naiknya angka penyebaran Covid-19 di Kota Medan, akademisi yang mengajar di Universitas Medan Area (UMA) berpesan agar Pemko Medan tidak henti dan bosan untuk melakukan sosialisasi ke tengah masyarakat terkait bahaya Covid-19 dan upaya pencegahannya, termasuk penerapan 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas) dan 3T (tracing, testing, treatment).
“Sosialisasi ini tidak boleh kendur dan terus mengedukasi masyarakat. Kemudian, menegakkan disiplin untuk menghindari terjadi kerumunan, sehingga masyarakat mengetahui ada pengawasan yang ketat. Berhubung kita saat ini berada di new normal, perekonomian juga harus tetap jalan, begitu juga penanganan Covid-19, harus tetap jalan. Intinya, kita harus bisa mensikronkan antara kehidupan perekonomian dan kehidupan masyarakat, serta melakukan penanganan Covid-19 dengan optimal,” sarannya. (MC/Arf)
Dikatakannya, gercep yang dilakukan sesuai dengan janji kampanye Bobby Nasution, di mana dirinya berjanji akan merespon dengan cepat terkait pelayanan kepada masyarakat.
“Ini sangat luar biasa. Pertama, kita mengapresiasi dengan diisolasinya dua lingkungan. Apabila ini berhasil, menurut saya, akan menjadi tolak ukur dalam menangani kasus Covid-19 seperti yang ditemukan di dua lingkungan tersebut. Yang kedua, adanya target vaksinasi massal 5000 perhari bekerjasama dengan Kementerian BUMN, saya nilai sebagai langkah maju. Mudah-mudahan ini langkah efektif dalam menangani penyebaran Covid-19 di Kota Medan. Saya kira semua warga Medan pasti menyambut baik ini,” papar Dadang.
Selanjutnya, menyikapi pasang badan Bobby Nasution agar layanan rapid test drive thru kembali dibuka, merupakan langkah yang sangat tepat. Sebab, tegasnya, Bobby Nasution ingin menjamin bahwa pelayanan tersebut benar-benar bersih dan dapat dimanfaatkan masyarakat yang memang membutuhkan layanan rapid test.
Kemudian, mengantisipasi naiknya angka penyebaran Covid-19 di Kota Medan, akademisi yang mengajar di Universitas Medan Area (UMA) berpesan agar Pemko Medan tidak henti dan bosan untuk melakukan sosialisasi ke tengah masyarakat terkait bahaya Covid-19 dan upaya pencegahannya, termasuk penerapan 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas) dan 3T (tracing, testing, treatment).
“Sosialisasi ini tidak boleh kendur dan terus mengedukasi masyarakat. Kemudian, menegakkan disiplin untuk menghindari terjadi kerumunan, sehingga masyarakat mengetahui ada pengawasan yang ketat. Berhubung kita saat ini berada di new normal, perekonomian juga harus tetap jalan, begitu juga penanganan Covid-19, harus tetap jalan. Intinya, kita harus bisa mensikronkan antara kehidupan perekonomian dan kehidupan masyarakat, serta melakukan penanganan Covid-19 dengan optimal,” sarannya. (MC/Arf)