Erick Thohir Akui yang Kaya Makin Kaya, Miskin Makin Miskin

REDAKSI
Selasa, 15 Juni 2021 - 19:49
kali dibaca
Ket Foto : Erick Thohir. (Dok.BUMN)

Mediaapakabar.com
Ketimpangan sosial dan ekonomi di Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah. Perkaranya, konsep kesejahteraan ekonomi belum terimplementasikan secara merata. Hal ini bisa dilihat dari jumlah masyarakat kaya dan miskin di Indonesia.

Menteri BUMN Erick Thohir menyebut, Indonesia dituntut maju dan modern di semua aspek. Di satu sisi, pemerintah terus menggenjot penggunaan teknologi, namun disisi lain kesejahteraan ekonomi kalangan akar rumput masih menjadi tugas pemerintah.


"Indonesia itu dituntut maju, dituntut modern, tapi apa artinya maju dan modern? Tapi kultur dan budaya kita berubah, Indonesia dituntut 4.0, sekarang ada 5G, teknologi di mana-mana, apa artinya buat rakyat kita cari kerja? Kita bicara juga yang namanya Indonesia sejahtera secara ekonomi, tapi kenyataannya yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin, di mana kesejahteraan kita," ujar Erick dilansir dari okezone.com, Selasa (15/6/2021).


Mantan Bos Inter Milan itu menegaskan, pemerintah melalui BUMN harus mengambil peran utama untuk mendorong kesejahteraan ekonomi masyarakat. Di mana, BUMN harus menjadi lokomotif penyeimbangan perekonomian nasional.


Bahkan, motor penggerak untuk korporasi swasta dan pemerintah daerah. Artinya, program-program perseroan negara baik berdimensi bisnis dan pelayanan publik mampu memberi kesejahteraan yang seimbang.


"Buat apa kita punya banyak BUMN, tetapi tadi, mematikan persaingan kepada daerah ataupun pengusaha swasta," katanya.


Dia mengakui, pandemi Covid-19 memberi pukulan berarti bagi kinerja perusahaan negara. Tercatat, 90 persen BUMN yang terdampak pandemi. Meski begitu, krisis kesehatan dan ekonomi tidak menjadi alasan manajemen perusahaan berdiam diri. Namun, menjadikan pandemi sebagai momentum untuk mengambil langkah pembaharuan.


"Tidak beda sama swasta dan BUMN, 90 persen (BUMN) terdampak karena Covid-19, kalau kita lihat labanya menurun, tetapi justru itu menjadi bagian yang tepat pada saat ini bahwa BUMN ini sudah saatnya kita upgrade. Buat apa 143 BUMN, toh di videonya cuma dari 10 BUMN," katanya. (OC/MC)

Share:
Komentar

Berita Terkini