Buntut Penembakan Tewaskan Marsal Harahap, Peran Oknum TNI Diusut

REDAKSI
Minggu, 27 Juni 2021 - 15:42
kali dibaca
Ket Foto : Ilustrasi penembakan. (detikcom)

Mediaapakabar.com
Oknum TNI di Sumatera Utara (Sumut), berinisial Praka AS, ditangkap Pomdam I/Bukit Barisan. AS diduga terlibat penembakan pemimpin redaksi (pemred) media di Sumut, Mara Salem Harahap alias Marsal.

Kapendam I/Bukit Barisan Letkol Inf Donald Erickson Silitonga mengatakan AS ditangkap pada Jumat (25/6/2021). Namun, dia tak menjelaskan detail di mana AS ditangkap.


"Sudah dilakukan penangkapan inisial AS," kata Donald dilansir mediaapakabar.com dari detikcom, pada Minggu, 27 Juni 2021.


Donald Erickson Silitonga mengatakan AS langsung dibawa ke Pomdam I/BB untuk diperiksa. Dia mengatakan pemeriksaan itu dilakukan terkait dugaan keterlibatan AS dalam penembakan Marsal, yang merupakan Pemred lassernewstoday.com.


"Untuk proses penyidikan dan penyelidikan, karena yang bersangkutan adalah bagian dari kelompok pelaku. Kita tunggu aja proses penyidikan dan penyelidikannya," ucapnya.


Sementara itu, polisi juga berhasil mengamankan dan menetapkan dua orang sebagai tersangka kasus penembakan Marsal. Kedua tersangka itu adalah Y (31) dan S (57).


"Dari hasil penyelidikan dan pemeriksaan saksi-saksi, kita sudah memeriksa sebanyak kurang lebih 57 orang saksi baik di TKP maupun di sekitar tempat kerja dan tempat-tempat yang kita duga bagian dari keterlibatan tindak pidana tersebut," kata Kapolda Sumut Irjen RZ Panca Putra di Mapolres Pematangsiantar, Kamis (24/6/2021) lalu.


"Kita sudah melakukan penyelidikan berdasarkan keterangan saksi dan menelusuri semua kegiatan dari korban di saat saat hari terakhir dan jam terakhir, serta alat bukti yang kita temukan berupa CCTV, dan alat bukti lainnya. Kita berhasil bersama tim kita berhasil mengungkap dan menangkap dua orang tersangka," imbuhnya.


Panca mengatakan kedua tersangka adalah pemilik dan pegawai di Ferrari Bar dan Resto Pematangsiantar. S diduga menjadi dalang di balik penembakan tersebut.


Dia diduga memerintahkan penembakan terhadap Marsal karena sakit hati soal pemberitaan. Menurut Panca, S kesal karena Marsal membuat berita tentang peredaran narkoba di bar milik S.


"Motif adalah timbulnya rasa sakit hati Saudara S pemilik Ferrari Bar dan Resto kepada korban yang selalu memberitakan maraknya peredaran narkotika di tempat hiburan malam miliknya," ucap Panca.


Panca juga mengungkap Marsal kerap meminta uang kepada S untuk 'mengamankan' berita. Marsal juga diduga meminta jatah narkoba ke S.


"Namun korban juga meminta jatah Rp 12 juta per bulan, dengan permintaan tiap hari 2 butir (narkoba). Sehingga karena pemberitaan oleh korban dan permintaan yang dilakukan oleh korban kepada Saudara S menimbulkan sakit hati," kata Panca.


Detik-detik Penembakan

Kapolda mengatakan S kemudian menyuruh Y memberi pelajaran kepada Marsal dengan menembak yang bersangkutan. Y pun meminta bantuan A, yang belakangan diketahui sebagai oknum TNI berinisial AS.


"Atas hal itu, Saudara Y dan A menindaklanjutinya, maka direncanakan tindakan untuk memberi pelajaran," ucap Panca.


Y dan A kemudian mempersiapkan penembakan kepada Marsal. Korban akhirnya ditembak saat hendak pulang ke rumah pada Jumat (18/6/2021) malam. Marsal disebut sempat memesan kamar hotel dengan wanita sebelum penembakan terjadi.


"Di perjalanan, tersangka Y berselisih dengan korban, dan selanjutnya tersangka Y dan Saudara A ini berbalik arah mengikuti mobil korban menuju arah rumah korban," tutur Panca.


"Tersangka mengejar mobil korban dan mendahului, karena jalan rusak mobil korban pelan. Y yang mengemudikan sepeda motor, A yang melakukan penembakan. Pada saat berselisih dilakukan penembakan kepada korban," imbuhnya.


Panca mengatakan korban terkena tembakan di kaki sebelah kiri. Namun tembakan itu mengenai pembuluh darah korban yang menyebabkan pendarahan sehingga korban tewas. Panca mengatakan penembakan dilakukan dengan senjata buatan Amerika Serikat. Meski demikian, Panca menegaskan senjata itu bukan milik kesatuan.


"Terkait dengan senjata, kita sudah cek. Itu senjata pabrikan, nomor registernya jelas, buatan Amerika," ujar Kapolda Sumut Irjen Pol Panca Putra Simanjuntak. (DTC/MC)

Share:
Komentar

Berita Terkini