Covid-19 Mengancam India: Kisah Pilu Pasien Meninggal di Depan RS

REDAKSI
Selasa, 27 April 2021 - 10:31
kali dibaca
Ket Foto : Tsunami COVID-19 menerjang India. (AP Photo)

Mediaapakabar.com
India tengah dihantam gelombang kedua virus Corona yang sangat mengancam fasilitas kesehatan negara itu. Dikhawatirkan tsunami COVID-19 yang menerjang India ini bisa menciptakan strain baru yang lebih berbahaya dan memperpanjang pandemi global.

Saat ini rumah sakit di seluruh India kehabisan tempat tidur. Situasi terparah terjadi di ibu kota, New Delhi, dimana banyak yang kekurangan pasokan obat dan oksigen.


Banyak pasien sekarat di luar rumah sakit namun tak bisa mendapat pertolongan di waktu yang tepat.


"Dia terengah-engah, kami melepas masker wajahnya dan dia menangis dan berkata 'selamatkan saya, tolong selamatkan saya'" kata Mohan Sharma, yang ayahnya meninggal di depan rumah sakit di New Delhi.


"Tapi saya tidak bisa berbuat apa-apa. Aku hanya bisa melihatnya menghembuskan nafas terakhir," lanjutnya.


Negara ini mengalami kekurangan tempat tidur di bangsal perawatan intensifnya, dengan banyak keluarga pasien terpaksa mengemudi berpuluh kilometer untuk mencoba menemukan tempat tidur untuk orang yang mereka cintai.


Di New Delhi, wilayah berpenduduk sekitar 20 juta orang, rumah sakit benar-benar penuh sehingga mereka terpaksa menolak pasien baru.


Jalanan di luar fasilitas medis telah penuh sesak dengan orang yang sakit parah, orang yang mereka cintai mencoba mengatur tandu dan persediaan oksigen untuk mereka saat mereka memohon kepada otoritas rumah sakit untuk mendapatkan tempat di dalam.


"Kami telah berkeliling selama tiga hari mencari tempat tidur," kata seorang pria kepada Reuters ketika istrinya duduk tak bergerak di trotoar.


Pada hari Senin (26/4/2021), pemerintah mengumumkan infrastruktur medis militer akan tersedia untuk warga sipil dan pensiunan personel militer akan membantu di fasilitas kesehatan COVID-19.


Dr Harjit Singh Bhatti, yang bekerja di bangsal COVID-19 di Rumah Sakit Manipal Delhi, menggambarkan ia melihat orang-orang terengah-engah di jalan seperti "ikan yang keluar dari air".


"Mereka tidak mendapatkan oksigen dan mereka sekarat di jalan raya," katanya kepada BBC dilansir dari detik.com, Selasa 27 April 2021.


Biasanya, fasilitas kesehatan mengkonsumsi sekitar 15 persen pasokan oksigen di India, sisanya untuk keperluan industri.


Tetapi di tengah gelombang kedua India, hampir 90 persen pasokan oksigen negara itu, yakni 7.500 metrik ton setiap hari, dialihkan untuk penggunaan medis, kata Rajesh Bhushan, seorang pejabat senior kesehatan.


Gelombang kedua di India terjadi salah satunya karena pemerintah yakin telah "mengatasi pandemi" dan membuang waktu ketika seharusnya membangun infrastruktur kesehatan, juga terlena dengan program vaksinasi. (DTC/MC)


Share:
Komentar

Berita Terkini