Jepang Mengenang Duka Satu Dekade Tsunami Fukushim

REDAKSI
Kamis, 11 Maret 2021 - 19:23
kali dibaca

 

Ket Foto : Gambaran kerusakan yang terjadi di Fukushima akibat tsunami dan gempa. (AP/David Guttenfelder and Eugene Ho)

Mediaapakabar.com - Mengheningkan cipta hingga demo anti-nuklir mewarnai peringatan gempa dan tsunami yang melanda pesisir pantai timur Jepang, 11 Maret pada satu dekade lalu. 

Pada 11 Maret 2011, gempa berkekuatan 9,1 skala richter mengguncang daerah pesisir pantai timur Jepang hingga memicu gelombang tsunami. Peristiwa itu mengakibatkan kota-kota di pesisir timur Jepang hancur dan terjadi kebocoran situs nuklir di Fukushima yang menjadi bencana nuklir terburuk di dunia sejak insiden Chernobyl.

Gempa dan tsunami besar itu setidaknya menewaskan 16 ribu warga Jepang dan lebih dari 160 ribu lainnya mengungsi. Sekitar 50 kilometer dari selatan situs nuklir Fukushima, seorang pemilik restoran di Iwaki, Atsushi Niizuma, menggelar upacara doa untuk ibunya yang tewas tersapu gelombang tsunami.

Pria 47 tahun itu memberi penghormatan kepada ibunya di monumen batu yang terletak di kuil Akiba yang terletak di tepi pantai -- kuil yang menjadi simbol para penyintas lantaran bangunannya tidak rusak tersapu tsunami.

Di atas permukaan batu itu terukir nama ibunya, Mitsuko, dan 65 orang lainnya yang tewas dalam bencana tersebut.

"Saya ingin memberitahu ibu saya bahwa anak-anak saya, yang semuanya dekat dengannya, baik-baik saja. Saya datang ke sini untuk berterima kasih kepadanya bahwa kami hidup dengan aman," kata Niizuma dilansir dari CNNIndonesia.com, Kamis, 11 Maret 2021.

Niizuma mengatakan pada 11 Maret pagi, Mitsuko tengah menjaga anak-anaknya. Ketika tsunami terjadi anak-anak Niizuma bergegas memasuki mobil, tapi Mitsuko tersapu ombak.

Niizuma mengatakan butuh waktu satu bulan untuk menemukan jasad mendiang ibunya.

Selain Niizuma, sekitar puluhan warga lainnya juga ikut berkumpul dengan Niizuma di area kuil untuk menghiasi kuil dengan origami kertas, bunga, dan sapu tangan kuning yang berisikan pesan harapan orang-orang.

Sementara itu, di Tokyo, Kaisar Jepang, Naruhito, dan permaisuri menggelar acara peringatan dengan memanjatkan doa dan mengheningkan cipta bersama untuk para korban gempa dan tsunami. Mengheningkan cipta digelar tepat pada pukul 14.46 seperti waktu gempa dan tsunami terjadi.

Acara itu dihadiri oleh Perdana Menteri Yoshihide Suga dan sejumlah pejabat pemerintah lainnya.

Dalam pidatonya, Suga mengatakan kesedihan para keluarga korban masih sukar dirasakan.

"Sungguh tak tertahankan ketika saya memikirkan perasaan semua orang yang kehilangan orang yang mereka cintai dan teman-teman," kata Suga seperti dikutip Reuters.

"Saya ingin menyampaikan belasungkawa dari lubuk hati saya kepada semua orang yang menderita akibat bencana ini," ujar Suga menambahkan.

Pemerintah Jepang telah menghabiskan sekitar 32,1 triliun yen untuk membangun kembali wilayah terdampak gempa dan tsunami. Namun, daerah di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima tetap tak terjama dan terlarang lantaran masih memancarkan radiasi yang berbahaya.

Menonaktifkan situs nuklir Fukushima dikabarkan membutuhkan waktu puluhan tahun dan uang miliaran dolar. Sampai saat ini, sekitar 40 ribu orang masih mengungsi akibat wilayah tempat tinggal mereka terkena radiasi nuklir di Fukushima. (CNNI/MC)

Share:
Komentar

Berita Terkini