Waspada! Perdagangan Narkotika Tetap Gencar di Era Covid-19

armen
Selasa, 26 Mei 2020 - 13:24
kali dibaca




Heru Winarko. ( Foto: B1/Primus Dorimulu )
Mediaapakabar.com-Meski menurun dibanding sebelumnya, perdagangan narkotika selama masa pandemi Covid-19 tetap gencar, karena stok narkotika di dalam negeri masih cukup tersedia dan penjualan dilakukan secara online. Masyarakat diharapkan kian waspada karena Indonesia adalah pasar terbesar narkotika di ASEAN.






"Pengetatan pergerakan manusia di bandara dan pelabuhan laut selama penanganan Covid-19 berdampak positif terhadap penurunan pasokan narkotika, terutama pasokan lewat udara," ungkap Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Heru Winarko dalam diskusi dengan Kelompok Ahli BNN di Ruang Rapat Utama Gedung BNN, Cawang, Rabu (20/5/2020). Pertemuan tersebut dihadiri juga oleh para deputi BNN.


Sejak awal Maret 2020, penerbangan internasional di Indonesia turun hingga 80%. Kondisi ini menyebabkan penangkapan pengedar narkotika di bandara menurun. Kendati demikian, pengiriman narkotika lewat udara masih dilakukan juga oleh jaringan mafia.
Selama masa Covid, BNN mendeteksi rute baru peredaran narkotika lewat laut. Ada rute baru dari Iran, Afghanistan, juga Malaysia-pantai timur Sumatera dan Kalimantan Utara yang menjadi bagian wilayah Malaysia. Namun, aktivitas para mafia menurun karena ketatnya pengawasan pergerakan manusia di perbatasan guna mencegah penularan Covid-19.
Sejak awal Maret 2020, ada sejumlah penangkapan lewat jalur udara, belasan lewat jalur darat, dan ada kasus kakap lewat jalur laut. Pada 24 Maret, BNN mengungkapkan jaringan Mahyiddin yang melakukan penyelundupan lewat Pantai Seunoddon Aceh. BNN menemukan 13.245 gram narkotika sebagai barang bukti.
BNN terus memantau peredaran narkotika lewat jalur darat. Sejak 2019, BNN bekerja sama dengan Grab dan Gojek untuk mendapatkan informasi peredaran narkotika. Para pengemudi Grab dan Gojek segera melaporkan pihak yang dinilai mencurigakan sebagai bagian dari mafia peredaran narkotika kepada BNN. Peredaran narkotika lewat jalur laut mendapatkan perhatian besar dari BNN. Karena sekitar 80% peredaran narkotika di Indonesia, kata Heru, menggunakan jalur laut. Posisi Indonesia sebagai negara kepulauan dimanfaatkan oleh para mafia internasional untuk menyelundupkan narkotika dari berbagai negara dan lewat posisir pantai pulau-pulau di Indonesia.
Narkotika dari luar negeri, yang umumnya adalah heroin dan new psychoactive substances (NPS), yaitu narkoba jenis baru hasil sintetis, masuk Indonesia lewat jalur laut dan udara. Sebagian kecil lewat jalur darat, yakni di Kalimantan utara, perbatasan Indonesia-Malaysia.
"Jaringan mafia di Malaysia berperan besar dalam membawa narkotika hingga perbatasan dengan Indonesia," kata Deputi Pembatasan BNN Arman Depari.
Letak geografis Indonesia memudahkan pergerakan para mafia, baik dari golden triangle--Thailand, Vietnam, dan Kamboja--, Tiongkok, India, Timur Tengah, golden crescent--Afganistan dan Pakistan--, maupun dari Eropa dan Amerika.

Sumber :Beritasatu.com
Share:
Komentar

Berita Terkini