Kabar Baik, Tidak Perlu Impor, UI dan Industri Siap Produksi 1 Juta Flocked Swab

armen
Minggu, 17 Mei 2020 - 18:17
kali dibaca



Swab test menggunakan mesin Polymerase Chain Reaction (PCR), yang mutlak membutuhkan produk pengumpul spesimen bernama Flocked Swab
Mediaapakabar.com-Hingga saat ini, swab test masih menjadi standar diagnostik virus Corona yang dianjurkan oleh World Health Organization (WHO) karena tingkat reliabilitas yang jauh lebih tinggi dibanding metode lainnya. Swab test menjadi cara mendiagnosis apakah seseorang positif terinfeksi COVID-19 atau tidak.

Swab test menggunakan mesin Polymerase Chain Reaction (PCR), yang mutlak membutuhkan produk pengumpul spesimen bernama Flocked Swab. Sejauh ini, flocked swab masih sangat langka di Indonesia dan hanya bisa didapatkan melalui impor.

Menjawab permasalahan tersebut dan sebagai bagian dari tanggung jawab sosial Universitas Indonesia (UI), maka didirikanlah sebuah konsorsium. Tujuannya adalah membantu memerangi pandemi COVID-19 yang menyebar di Indonesia.

Konsorsium ini terdiri atas para ahli dan peneliti dari Research Center for Biomedical Engineering (RCBE) Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI). Mereka berkolaborasi dengan beberapa mitra industri yaitu Dynapack Asia Pte Ltd, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, PT Ingress Malindo Ventures, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, PT Langgeng Jaya, PT Indachi Prima, dan PT Sri Tita Medika.

Konsorsium mengembangkan Flocked Swab dengan kandungan lokal hampir 100% Indonesia. Flocked Swab Made in Indonesia akhirnya bisa diproduksi setelah melalui tahapan riset dan pengujian. Flocked Swab ini diberi nama HS 19 (sebuah singkatan dari Hope and Solution for COVID-19).

Riset tentang Flocked Swab melibatkan para insinyur dari Fakultas Teknik (FTUI) dan dokter dari Fakultas Kedokteran (FKUI) di bawah naungan Direktorat Inovasi dan Science Techno Park UI (DISTP UI). Sebelum diproduksi, prototipe HS 19 telah melewati sejumlah proses pengujian dari Laboratorium Mikrobiologi FKUI untuk memastikan produk telah aman digunakan bagi tenaga kesehatan maupun pasien.

Rektor UI Prof. Ari Kuncoro, SE, MA, Ph.D. mengatakan bahwa kolaborasi pendidikan tinggi dan industri mutlak dilakukan dalam menghadapi situasi pandemi COVID-19. Sinergi tersebut berhasil menciptakan HS 19 yang telah diproduksi sebanyak 50.000 unit pada batch pertama dan telah diserahkan pada Kamis (14/5) kepada jaringan dokter Fakultas Kedokteran UI (FKUI) Angkatan '95 untuk didistribusikan ke berbagai rumah sakit yang membutuhkan.

"Target kami adalah mencapai produksi 1 juta unit pada Juni tahun ini, yang kemudian akan disumbangkan secara gratis kepada pemerintah untuk didistribusikan kepada rumah sakit dan laboratorium rujukan COVID-19 di seluruh Indonesia," tambah Kuncoro.

Lebih lanjut, Dekan FTUI, Dr. Ir. Hendri DS Budiono, M.Eng. menuturkan bahwa sinergi yang terjalin antara UI, industri, dan pemerintah mampu mewujudkan hilirisasi riset yang berguna bagi negeri. Ini merupakan kolaborasi anak negeri yang membanggakan bagi ibu pertiwi.

"Kami tengah membangun iklim kolaborasi dalam pengembangan riset dan inovasi di UI secara umum dan secara khususnya di bidang alat-alat kesehatan," kata Budiono.

Selain memperoleh bantuan dari Konsorsium, pengembangan produk HS 19 juga didanai oleh hibah Program Pendanaan Perancangan dan Pengembangan Purwarupa (P5) DISTP UI. Pihak industri yang terlibat menjalankan peranannya masing-masing guna mendukung terciptanya HS 19.

Sebagai contoh, Dynapack Asia Pte Ltd membuat mold dan memproduksi swab stick. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk menyediakan bahan baku yang tepat dan berkualitas.

Bagian berikutnya adalah proses “flocking” yang diilhami oleh flocking line production dari PT Ingress Malindo Ventures dan diadaptasi sesuai kebutuhan alkes medis. Bahan flocked swab terus dikembangkan oleh PT Langgeng Jaya dan PT Indachi Prima untuk memenuhi 100% produk dalam negeri.

Lini produksi tersebut diintegrasikan dan difinalisasi oleh PT Sri Tita Medika melalui proses clean/sterile packaging. Kemudian, PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia memfasilitasi DISTP UI dengan perusahaan-perusahaan pemasoknya yang memiliki kapabilitas untuk mendukung pengembangan Flocked Swab serta berbagi pengalaman tentang supply chain management dalam Toyota Production System agar team UI dapat memastikan kontinuitas suplai.

Dekan FKUI Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam juga mengatakan bahwa konsorsium telah mampu memproduksi flocked swab dengan bahan lokal 100%. Ia pun berharap Indonesia dapat menghasilkan karya terbaik di masa depan.

"Kerja luar biasa para pihak yang terlibat dalam konsorsium baik dari internal UI maupun dari eksternal UI, membuktikan bahwa riset pengembangan produk berbasis keilmuan dan multidisiplin akan menghasilkan karya terbaik serta berkesinambungan untuk NKRI," kata Syam.

Sumber :Sindonews.com
Share:
Komentar

Berita Terkini