Harga BBM Belum Juga Turun, KPPU Segera Surati ESDM

armen
Jumat, 24 April 2020 - 08:49
kali dibaca




Foto: Ilustrasi Pengisian BBM Pertamina (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Mediaapakabar.com-Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) akan meminta klarifikasi dari Kementerian Energi Sumberdaya dan Mineral (ESDM) terkait penetapan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di tengah anjloknya harga minyak global.

"Kurang lebih sudah kami siapkan, nanti kami akan ke komisioner untuk terutama menyurati ESDM dulu terkait dengan formulasi penghitungan BBM ini. Mudah-mudahan nanti ESDM bisa memberi penjelasan," kata Direktur Ekonomi KPPU, M Zulfirmansyah, dalam konferensi pers Kamis (23/4/2020).

Berdasarkan pengamatan KPPU, menurutnya memang ada beberapa jenis BBM yang belum dilakukan penyesuaian harga. "Untuk harga BBM non subsidi misalnya di RON 95, 98 ataupun di Pertalite 92, 90 itu belum mengalami adjustment," tuturnya.

"Dari Januari-Maret sampai sekarang kami hitung hanya sebesar 2% penurunan untuk RON 92,90,98 secara rata-rata ya 1-2%," tambahnya.

Padahal, Ia menyebut ada beberapa negara di ASEAN yang sudah menurunkan harga BBM. 

"Di sini kita melihat paling rendah itu sekarang penurunan ada di Vietnam. Ini sudah kita konversikan ke rupiah, jadi kita dapat untuk RON 95 itu sudah Rp 8.152, kemudian Singapura paling tinggi se Asean Rp 22.000, Filipina itu di Rp12 ribu, Thailand Rp12 ribu," paparnya.

Sebelumnya, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Kementerian ESDM, Agung Pribadi, mengatakan sebenarnya harga BBM di Indonesia masih tergolong murah. 

"Saat ini harga BBM Indonesia masih merupakan salah satu yang termurah di Asia Tenggara dan beberapa negara di dunia lainnya," ujarnya seperti dikutip dalam siaran pers, Senin (20/4/2020).

Lebih lanjut, ia mengungkapkan saat ini pemerintah terus mencermati perkembangan global sekaligus mempertimbangkan kondisi energi di dalam negeri.

"Terkait harga BBM, saat ini Pemerintah masih mencermati dan mengevaluasi terkait perkembangan harga minyak, termasuk rencana pemotongan produksi minyak OPEC+ mulai bulan depan," jelas Agung.



Sumber :CNBCIndonesia.com

Share:
Komentar

Berita Terkini