Jaga Perbatasan dengan Suriah, Turki Andalkan Sistem Pertahanan Udara Buatan Sendiri

armen
Rabu, 11 Maret 2020 - 08:58
kali dibaca



Mediaapakabar.com-Turki akan menggelar sistem pertahanan udara jarak pendek dan menengah yang dikembangkan di dalam negeri ke perbatasan Suriah.

Meningkatnya bentrokan di provinsi barat laut Suriah, Idlib yang berbatasan dengan Turki, membuat Ankara akan menyebarkan sistem rudal pertahanan udara jarak pendek HİSAR-A dan sistem pertahanan udara jarak menengah HİSAR-O. Dua sistem pertahanan udara yang dibangun di dalam negeri.Kepala Defense Industries Presidency (SSB) Turki İsmail Demir mengatakakn sistem ini dikembangkan bersama oleh kontraktor pertahanan terkemuka ASELSAN dan ROKETSAN, di bawah koordinasi SSB.

Sistem akan berada di medan perang sebagai bagian dari Operasi Spring Shield, yang diluncurkan minggu lalu di barat laut Suriah, Idlib.  Sebagaimana dilaporkan Daily Sabah, operasi ini menargetkan pasukan rezim Bashar Assad dan milisi yang didukung Iran  yang telah menewaskan 34 tentara Turki dan melukai puluhan lainnya di zona de-eskalasi pada 27 Februari.

Penempatan Hisar ini dilakukan setelah Turki gagal meminta Amerika Serikat untuk menempatkan sistem pertahanan udara Patriot di wilayah tersebut.

Demir kepada CNN Turk mengatakan saat ini, sistem pertahanan udara ketinggian rendah Korkut juga aktif di kawasan tersebut. Menurutnya penyebaran keluarga sistem HİSAR akan menambah level baru pada kemampuan pertahanan udara Turki.Korkut juga dikembangkan di dalam negeri oleh ASELSAN dan memiliki kemampuan menembakkan 1.100 peluru per menit dan dapat menghancurkan roket pada jarak sekitar 4 kilometer.

Rudal HİSAR dikembangkan untuk melindungi pangkalan militer, pelabuhan, fasilitas dan pasukan dari ancaman berbasis udara serta untuk memenuhi kebutuhan sistem pertahanan udara ketinggian rendah dan menengah.

Hisar-A menyelesaikan fase uji pada Maret 2019, ketika menetralisir pesawat target dengan akurasi tepat dalam pemotretan vertikal.

Radar, komando dan kontrol Hisar, dan sistem kendali penembakan semuanya dikembangkan oleh ASELSAN, sementara ROKETSAN bertanggung jawab atas pengembangan sistem rudal.Turki mencatat keberhasilan penting baru-baru ini di Idlib dengan operasi udara yang dilakukan drone tempur yang dikembangkan di dalam negeri dan amunisi yang dipandu dengan presisi buatan sendiri.

Serangan ANKA-S yang dibangun Industri Aerospace Turki (TAI) dan Bayraktar TB2 yang dikembangkan Baykar Makina terbukti mampu menyebabkan kerusakan signifikan pada elemen rezim Assad. Serangan menghantam sejulah target seperti tank dan sistem pertahanan udara hingga howitzer, serta pangkalan militer dan depot senjata.

Sistem peperangan elektronik yang dikembangkan secara domestik di Turki, seperti Koral Electronic Support (ES) dan Electronic Attack (EA) System, juga aktif di lapangan membantu operasi drone.

Baru-baru ini, sebuah video dari antara sejumlah besar rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan sebuah drone bersenjata Bayraktar TB2 menyerang sistem pertahanan udara Pantsir S-1 buatan Rusia yang dikerahkan di dalam Idlib.

Turki mengklaim hingga Senin 10 Maret 2020 telah menetralkan total 2.557 pasukan rezim, menghancurkan 135 tank, lebih dari 40 kendaraan lapis baja, 45 meriam, 44 peluncur roket, 12 anti-tank, 29 senjata anti-pesawat, satu drone, delapan helikopter, sembilan depot amunisi dan tujuh ramp amunisi.

Turki juga menumbangkan dua jet tempur Su-22 buatan Rusia dan satu pesawat serang ringan L-39 di atas Idlib. Rudal yang ditembakkan jet tempur F-16  dari wilayah udara Turki disebut bertangungjawab atas jatuhnya tiga pesawat tersebut.(Jejaktapak)

Share:
Komentar

Berita Terkini