Gempur Idlib, Rusia Kerahkan Su-34

armen
Minggu, 01 Maret 2020 - 12:50
kali dibaca


Su-34 /TASS
Mediaapakabar.com-Di tengah meningkatnya bentrokan di provinsi Idlib Suriah, Rusia mengerahkan bomber tempur terbaik yang mereka miliki yakni Su-34 ‘Hellduck’. Pesawat turunan Su-27 Flanker ini digunakan setelah Su-24 yang lebih tua harus bekerja keras menghindari rudal antipesawat panggul atau MANPADS yang digunakan para pemberontak.

Sejumlah rekaman yang dirilis kelompok pemberontak memang memperlihatkan  pesawat tempur MiG-23 dan Su-24 yang dikerahkan Suriah dan Rusia harus merilis suar secara besar-besaran untuk menghindari serangan rudal. Para pemberontak mendapatkan MANPADS diduga dari pasokan Turki.
Meski tidak ada Su-24 yang jatuh, Rusia melihat ada risiko tinggi mengingat sebuah Su-25 Rusia pernah ditembak jatuh MANPADS di Suriah saat terbang rendah pada tahun 2018 lalu.
Media Rusia, Military Watch Magazine,  melaporkan Sabtu 29 Februari 202, Su-34 dikerahkan untuk menetralisir ancaman rudal darat ke udara dan menembus benteng pertahanan udara dengan sistem peperangan elektronik canggih serta suar yang dibawanya.
Kekuatan bertahan yang dikombinasikan dengan daya gedor yang mumpuni serta karakteristik kinerja penerbangan menjadikan pesawat ini beroperasi secara lebih efektif di wilayah udara yang dijaga ketat.
su-24
Pesawat dilaporkan telah berhasil menetralisir rudal permukaan ke udara para militan. Rusia saat ini menyebarkan sekitar enam Su-34 ke Suriah bersama 10 Su-24 yang lebih tua, tetapi pangkalan udara di provinsi Latakia memiliki potensi untuk menampung lebih banyak lagi.
Su-34  adalah variasi dari  pesawat tempur Su-27. Mempertahankan tata letak dasar dan konstruksi Su-27, dengan konfigurasi sayap konvensional tinggi dan sebagian besar dari peralatan onboard. Perubahan kontur ada di bagian hidung karena menjadi tempat radar canggih untuk menghindari deteksi radar.
Kursi pilot dan navigator tidak depan belakang tetapi berdampingan.  Fitur  ini memungkinkan dua kru untuk berkomunikasi lebih efektif dalam situasi apa pun tanpa menggunakan radio. Selain itu, menghilangkan keharusan untuk panel kontrol kedua, karena sebagian besar pengendalian dapat dilakukan secara bersama-sama.
Desain seperti itu memungkinkan untuk komunikasi langsung antara rekan-pilot dalam situasi yang darurat dan sistem tekanan khusus membuat udara di kabin bernapas hingga ketinggian 10 km, menghilangkan kebutuhan masker oksigen di bawah ketinggian itu.
Kokpit juga memiliki ruang yang cukup untuk pilot untuk berdiri dan berjalan-jalan atau bahkan untuk minum teh selama penerbangan jarak jauh.
Kapasitas tangki bahan bakar internal telah ditingkatkan, serta peningkatan beban take-off berat. Sebuah radar ditempatkan menghadap ke belakang juga ditambahkan di bagian ekor.
Su-34 memiliki panjang 23,3 meter dan tinggi 6,4 meter dengan rentang sayap 14,7 meter. Pesawat ini memiliki layanan langit-langit 14.650 meter dan rentang terbang 4.500 kilometer tanpa mengisi bahan bakar dan 7.000 kilometer dengan pengisian bahan bakar.
Su-34 memiliki radius misi hingga 1.100 km. Pesawat memiliki berat take off 45,1 ton dan berat beban tempur 8 ton. Pesawat dapat melesat dengan kecepatan hingga 1.900 km/ jam.
Su-34 dipersenjatai dengan meriam 30mm dan 12 cantelan yang dapat membawa berbagai jenis rudal udara ke udara dan udara ke permukaan, roket dan bom udara.
Pesawat yang oleh pilot Rusia dijuluki ‘Duckling’ karna hidungnya mirip paruh itik tersebut tidak dirancang untuk aerobatik tetapi juga dapat mengalami overload hingga 7.5g [overloads yang dialami oleh pilot ketika mereka melakukan manuver aerobatic]
Pesawat dua kursi Su-34 ini mampu beroperasi sama efektifnya pada siang dan malam dan dalam setiap kondisi cuaca. Pesawat ini menggabungkan tiga pesawat yakni  jet tempur, pesawat terbang serangan dan sebuah pembom garis depan.
Su-34 dapat melawan setiap serangan udara dan efektif menghancurkan target darat. Selain itu dapat terbang dalam waktu tak terbatas dengan hanya dibatasi oleh kemampuan fisik pilot.
Saat ini jet Su-34 dilengkapi dengan “Hibin” yang mengganggu pengoperasian radar musuh, membuatnya praktis “tidak terlihat”.
Namun militer Rusia berencana untuk menggantinya dengan “Tarantul” yang lebih baru, yang mampu menyembunyikan beberapa jet dalam kelompok serangan dari radar musuh pada saat yang sama, seperti “jubah tembus pandang.”(Jejaktapak)

Share:
Komentar

Berita Terkini