Gawat... Dokter Spesialis di Tanjungbalai Mogok ,Ini Sebabnya

Media Apakabar.com
Rabu, 16 Oktober 2019 - 07:46
kali dibaca
RSUD Tengku Mansyur, Kota Tanjungbalai (dok. KM)
Mediaapakabar.com-Tuntut pembayaran tunjangan jasa medis untuk bulan September hingga Desember 2018 yang belum terealisasi sampai saat ini , 12 dokter spesialis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Teuku Mansyur. Tanjungbalai  gelar aksi mogok kerja ,Senin(14/10/2019) kemarin.

Plt Direktur Utama (Dirut) RSUD dr Tengku Mansyur, dr Ali Azhari mengatakan, agar tindakan serupa tidak terulang kembali, dia telah menggelar pertemuan dengan para dokter dan berjanji akan merperjuangkan hak para tenaga medis tersebut.

“Tadi saya sudah buat pertemuan dengan mereka dan meminta kepada para dokter spesialis itu untuk kembali bekerja melayani pasien. Saya janjikan jasa medis yang dituntut keluar bulan ini,” kata dr Ali, di ruangannya, Selasa (15/10/2019) dilansir Metro24jam.com.

Dia menyebut, jika pada akhirnya yang dijanjikan tak juga terealisasi, dr Ali mengatakan siap mundur sebagai Plt Dirut RSUD dr Tengku Mansyur.

“Karena dokter disini sudah gerah. Apalagi saya Plt Dirut ke-empat di rumah sakit ini dalam setahun terakhir,” ucapnya.

Dijelaskan Ali, keterlambatan pembayaran tunjangan jasa medis terjadi akibat mekanisme penganggaran di pemerintahan. BPJS Kesehatan umumnya menyetorkan klaim rumah sakit ke kas Pemko Tanjungbalai jelang tutup tahun saat R-APBD sudah ketok palu.

“Kalau total dana jasa medis yang belum dibayar hampir Rp4 miliar. BPJS Kesehatan menggelontorkan biaya klaim ke rumah sakit biasa pada akhir tahun, disaat R-APBD 2019 sudah disahkan. Jadi dana BPJS Kesehatan itu baru bisa dialokasikan pada P-APBD 2019, meski P-APBD sudah disahkan, tapi kan masih butuh proses, sampai akhirnya nanti bisa dicairkan,” jelasnya.

Ali pun menolak jika para tenaga medis yang menuntut haknya itu sepenuhnya melakukan aksi mogok. Menurutnya, ke-12 dokter spesialis itu tetap menerima pasien yang membutuhkan penanganan bedah maupun gawat darurat lainnya.

“Bukan mogok umum. Kalau ada pasien emergensi tetap dilayani, dibawa ke UGD. Nggak murni mogok. Kalau ada pasien melahirkan tetap ditangani, yang di IGD juga sama. Mereka hanya mogok kerja melayani pasien yang datang ke poli,” ungkapnya.

Sementara itu, seorang pasien yang hendak berobat ke Poliklinik Penyakit Dalam, Ramel Purba mengaku harus menunggu hingga berjam-jam, karena dokter yang bertugas disebut sempat melakukan rapat dengan Plt Dirut RSUD dr Tengku Mansyur.

“Lebih kurang ada lah tiga jam. Kami nggak tahu kalau ada dokter mogok. Ya kami harapannya, pasien-pasein cepat ditangani para dokter. Sebab, kemana lagi kami mengadu yang tak punya ini. Kemari lah satu-satunya solusi kami menanyakan masalah penyakit kami,” ujar Ramel.

(ar)
Share:
Komentar

Berita Terkini