 |
| Irjen Pol Suntana |
Instruksi Kapolri pada Senin, 11 Juni 2018 itu direspons cepat oleh Kepala Kepolisian Daerah atau Kapolda Lampung, Irjen Pol Suntana.
Pihaknya telah menyiapkan langkah humanis untuk menekan kasus begal di wilayahnya dengan cara melakukan bakti sosial di wilayah rawan begal, seperti Jabung Sukadana dan daerah lainnya.
"Kami melakukan bakti sosial seperti pemberian sembako, sunatan massal dan pengajian di wilayah banyak begal," ujar Irjen Pol Suntana di Bandarlampung, Senin, 12 Juni 2018 malam.
Melansir Kriminologi.id, Suntana menyebutkan penindakan kasus begal ini sama seperti teori mencet balon, jika satu dipencet akan muncul kembali di tempat lain.
Sehigga untuk mengatasinya, kata Suntana, Polda beserta jajaran tak hanya melakukan tindakan represif, namun juga melakukan upaya humanis di lokasi yang diduga tempat begal.
"Permasalahan begal bukan hanya masalah tindak pidana, tapi juga harus dilihat faktor lainnya seperti masalah sosial-ekonomi," kata Suntana.
Faktor sosial-ekonomi ini, kata Suntana, yang membuat tindak kejahatan begal ini sulit untuk dihilangkan 100 persen mengingat permasalahan sosial, seperti penggangguran dan persoalan ekonomi.
"Saya sudah utarakan permasalahan tersebut kepada Kapolri," ujar mantan wakapolda Metro Jaya ini.
Lebih lanjut Suntana menambahkan, saat ini, para kapolsek-kapolres stres dengan perintah Kapolri yang menyatakan bahwa di bawah wilayah yang menjadi tanggung jawabnya itu tidak ada kasus begal.
Apabila masih diitemukan ada begal, Kapolri mengancam akan memecat kapolresnya.
Kapolri dalam kunjungan kerjanya di Bakauheni, Senin, 11 Juni 2018 menginstruksikan seluruh Kapolres di Provinsi Lampung untuk dapat memberantas pelaku pembegalan yang meresahkan masyarakat Lampung, dan para pemudik yang melintasi wilayah setempat.
Ia juga meminta agar jajarannya membentuk tim khusus untuk menangkap pelaku begal.
"Saya minta seluruh Kapolres dapat mengatasi kasus pembegalan ini, kalau tidak bisa atasi begal, maka Kapolresnya yang saya begal. Pahamkan maksud saya," tegas Kapolri. (AS)
