Pemilik Keramba Pusing Rugi Miliaran, Ikan di Danau Toba Mati Mendadak

Admin
Kamis, 23 Agustus 2018 - 20:43
kali dibaca
Ikan yang dipelihara dalam keramba mati mendadak. Foto: Pojoksumut.com
Mediaapakabar.com - Para pemilik keramba jaring apung atau tambak ikan di Danau Toba Kabupaten Samosir, Sumatera Utara harus menelan kerugian hingga milirian rupiah. Pasalnya, ikan-ikan mereka mati mendadak.

Mereka pun sibuk memindahkan ikan-ikan yang mati dengan jumlah diperkirakan mencapai jutaan ekor. Bahkan, petugas Satpol PP turut membantu dengan mengerahkan alat berat jenis buldoser untuk mengangkat ikan yang mati.

Nadeak, salah seorang pemilik Keramba mengaku, akibat peristiwa itu merugi hingga Rp5 miliar.

“Sebelum mati ada tanda-tandanya pada Senin (21/8/2018) sore. Ikannya enggak mau makan dan berada di dasar semua. Kita sempat berusaha memberikan oksigen dengan cara memompa,” ujar Nadeak kepada wartawan pada Kamis (23/08/2018).

Esok harinya, ikan-ikan mulai lemas dan mengapung hingga kemudian pada mati. “Semua pemilik keramba di Danau Toba mengalami kejadian yang sama dan harus menelan kerugian,” ucapnya.

Hal senada juga disampaikan Roy Malau. Kata Roy, umumnya jenis ikan yang mati adalah ikan nila dan mujair.

“Saya kebetulan punya 6 keramba, tapi ada juga yang punya sampai 150 keramba dan mati semua,” ungkapnya.

Menurut Roy, sebelum mati, ikan-ikan yang ada di keramba lemas terlebih dahulu dan sebagian berada di dasar jaring.

“Sempat berupaya memberikan oksigen. Tapi, pagi tadi ikan-ikan itu pada mati semua,” ucap Roy.

Ia menuturkan, ikan yang mati rata-rata tinggal siap panen. Kini, tersisa hanya bibit yang masih kecil.

“Penyebab kematian ikan belum diketahui dengan pasti. Namun belakangan, air Danau Toba terlihat kotor. Bupati dan petugas dari instansi terkait sudah datang, tapi kami belum tahu penyebab matinya ikan ini. Tapi memang sebulan terakhir airnya kotor,” aku Roy.

Dia menuturkan, saat ini kondisi di tepi danau dipenuhi bangkai ikan dan menimbulkan bau tak sedap. “Alat berat sudah didatangkan untuk membantu penguburan ikan di lahan kosong milik warga. Sebelum dikuburkan, ikan itu dibawa dari keramba ke tepi danau menggunakan perahu nelayan,” ucapnya.

Roy dan pemilik keramba ikan lainnya berharap bantuan pemerintah dan ada solusi dari kejadian ini. Sebab, para semua menggantungkan uang sekolah anak dari penghasilan keramba ini.

“Kematian massal ikan di Danau Toba sudah berulang kali terjadi. Pada 2004, ikan mati massal di kawasan Haranggaol karena virus herves koi. Lalu, pada Mei 2016, lebih dari 1.000 ton ikan mati, tetapi diinformasikan bukan karena penyakit. Pada awal 2017 juga terjadi kematian massal ikan di kawasan Tongging dan Silalahi,” pungkasnya. (AS)
Share:
Komentar

Berita Terkini