Bahas Masalah Korupsi Debat Kandidat Ketiga, Begini Jawaban Djarot-Sihar

Admin
Rabu, 20 Juni 2018 - 19:30
kali dibaca
Debat kandidat ketiga Pilgub Sumut
Mediaapakabar.com - Debat ketiga pemilihan gubernur (Pilgub) Sumatera Utara (Sumut) telah digelar tadi malam, Selasa (19/6/2018).

Dalam debat yang mengangkat tema penegakan hukum dan hak asasi manusia (HAM) ini, pasangan nomor urut dua Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus (Djoss) lebih mengedepankan pendekatan program dan keberpihakan kepada rakyat kecil.

Misalnya, dalam konflik agraria antara para petani di Perkebunan Ramunia Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang dengan Kodam I Bukit Barisan yang berlarut-larut.

Kasus sengketa tanah antara militer dan warga terkait tanah garapan itu sampai saat ini belum menemui titik terang.

Dalam debat tadi malam, Djarot mengklaim membawa salah seorang petani, Open Manurung, di tengah-tengah hadirin. Open adalah petani di Ramunia. “Beliau ingin mengurus haknya. Tapi, dia justru mendapat perlakuan diskriminatif hingga trauma berkepanjangan. Saat konflik agraria terjadi, hukum tak berpihak kepada rakyat kecil,” katanya seperti yang dilansir Pojoksumut.com.

Pernyataan Djarot di awal debat tersebut tentu saja langsung mengkritik penanganan sengketa tanah antara rakyat di Ramunia dan Kodam I Bukit Barisan. Menurut dia, dalam situasi tersebut pendekatan hukum saja tak bisa dilakukan. Sebab, itu berarti pemerintah tutup mata terhadap permasalahan sesungguhnya.

“Harus mengedepankan musyawarah dan mempertimbangkan kesejahteraan masyarakat,” ungkap Djarot.

Debat juga merambah ranah penyalahgunaan obat-obatan terlarang.

Debat mulai memanas ketika pertanyaan panelis membahas pemberantasan korupsi. Sumut dinyatakan sebagai salah satu provinsi paling rawan korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Penyebabnya, dua gubernur berturut-turut karirnya berakhir gara-gara korupsi. Bagaimana memberantasnya?

Djarot mengatakan bahwa pendekatan sistem mutlak diperlukan. Caranya, dengan melakukan transparansi anggaran melalui e-budgetting, e-procurement, e-planning, hingga e-catalogue. Tujuannya, masyarakat bisa berpartisipasi aktif.

“Jika ada penyimpangan bisa segera melaporkan untuk segera kami tindak lanjuti,” tuturnya.

Sebagimana diketahui, debat kandidat calon gubernur dan wakil gubernur Sumut yang digelar di Hotel Santika Dyandra Medan ini merupakan sesi terakhir. Selanjutnya, memasuki masa tenang dan kemudian pemilihan pada 27 Juni mendatang. 
Share:
Komentar

Berita Terkini