 |
| Ket Foto: Ilustrasi. Guguran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (13/3/2023). |
Mediaapakabar.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat tingginya aktivitas vulkanik Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta.
BNPB menyampaikan bahwa kondisi tersebut berpotensi menyebabkan guguran lava dan awan panas di sektor selatan, barat daya, dan tenggara.
“Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa erupsi efusif. Keadaan ini berpotensi menghasilkan guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya serta sektor tenggara,” kata Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Minggu (10/12/2023).
Berdasarkan data Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), pada Jumat (8/12/23) siang, Gunung Merapi mengeluarkan Awan Panas Guguran (APG).
Kejadian tersebut bersamaan dengan hujan yang menyebabkan air berwarna kecoklatan di wilayah Desa Krinjing dan Desa Paten, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang.
“Hujan air yang bercampur dengan abu vulkanik juga mempengaruhi Desa Setabelan, Desa Klakah, dan Desa Tlogolele di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali,” kata Abdul Muhari.
Dari hasil pengamatan pada 1-7 Desember 2023, Gunung Merapi telah enam kali mengeluarkan awan panas dan 192 kali guguran lava. Suara gemuruh terdengar sebanyak empat kali dari Pos Kaliurang dan Babadan.
BPPTKG juga melaporkan peningkatan aktivitas magmatik yang terlihat dari tingginya intensitas kegempaan pada minggu pertama Desember 2023.
Gunung Merapi mencatat enam kali gempa Awan Panas Guguran (APG), satu kali gempa Frekuensi Rendah (LF), 1.045 kali gempa guguran (RF), dan 17 kali gempa tektonik (TT).
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merilis status gunung api pada Sabtu (9/12), menyatakan bahwa ada 18 gunung dengan status level II waspada dan tiga gunung berada pada level III siaga, antara lain Gunung Anak Krakatau, Gunung Merapi, dan Gunung Semeru. (DTC/MC)
