Mediaapakabar.com - Pemko Medan melalui Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kota Medan Kota Medan menggelar sosialisasi dan diseminasi hasil - hasil penelitian kelitbangan tahun 2021 di Hotel Grand Antares, Rabu (23/3/2022).
Sosialisasi ini dibuka oleh Kepala Balitbang Kota Medan Irwan Ritonga diwakili Sekretaris Balitbang Siti Mahrani Hasibuan serta dihadiri oleh perwakilan dari OPD maupun Kecamatan di Kota Medan.
Adapun yang menjadi topik kajian yang disosialisasikan dalam kegiatan tersebut mencakup kajian kekerasan terhadap perempuan dan anak serta kajian identitas saluran drainase MUPD di Kota Medan.
Dalam sambutan yang disampaikan oleh Siti Mahrani Hasibuan selaku Sekretaris Balitbang Kota Medan disebutkan bahwa dalam mewujudkan visi Kota Medan yaitu mewujudkan Medan Berkah, Maju dan Kondusif, Pemko Medan memiliki 7 misi yang tertuang dalam RPJMD Kota Medan yaitu Medan Berkah, Medan Maju, Medan Bersih, Medan Membangun, Medan Kondusif, Medan Inovatif, dan Medan Beridentitas.
Dari ketujuh misi tersebut salah satunya yaitu Medan Kondusif artinya mewujudkan kenyamanan dan iklim kondusif bagi segenap masyarakat Kota Medan melalui peningkatan supremasi hukum berbasis partisipasi masyarakat.
Menurutnya, saat ini pelanggaran hukum khususnya kekerasan pada perempuan dan anak sangat sulit diidentifikasi karena minimnya laporan dan faktor penyebab lainya.
Oleh sebab itu untuk meminimalisir hal tersebut maka dibutuhkan kolaborasi dan komunikasi yang baik sampai ke tingkat rumah tangga agar kekerasan terhadap perempuan dan anak ini menjadi hal yang tabu di kota Medan.
"Oleh sebab itu perlu adanya kebijakan untuk mendorong partisipasi masyarakat agar ikut bersinergi dalam menciptakan suasana kondusif di Kota Medan,"kata Siti Mahrani Hasibuan.
Lebih lanjut Siti Mahrani Hasibuan menambahkan Pemko Medan juga saat ini memiliki 5 program prioritas yang difokuskan dan salah satunya adalah penanganan masalah banjir. Salah satu solusi banjir ini adalah perbaikan utilitas MUDP untuk kelancaran drainase di Kota Medan dimana dengan MUDP yang berfungsi normal sebagaimana seharusnya maka aliran air akan lancar walaupun intensitas turun hujan di Kota Medan tinggi.
"Salah satu yang menjadi permasalahan utama pada saluran MUDP saat ini adalah tampang saluran berubah akibat bangunan di sepanjang saluran berubah menjadi kecil bahkan ada alur yang tertutup akibat bangunan di sekitarnya di samping sampah dan vegetasi yang menyebabkan aliran menjadi lambat," jelas Siti Mahrani Hasibuan.
Oleh sebab itulah, melalui dua hasil penelitian ini baik itu identifikasi saluran MUDP dan penelitian kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Medan, maka diharapkan dapat menjadi dasar untuk membuat kebijakan yang cepat dan tepat sasaran.
"Karena itu mari kita terus berkolaborasi, sinergi dan komunikasi yang baik agar permasalahan-permasalahan di kota Medan dapat dituntaskan," ajaknya. (MC/DAF)