Sedih! Bandara Ditutup karena wabah COVID-19, Jenazah warga Labura tidak bisa dikebumikan di kampung halaman

armen
Minggu, 12 April 2020 - 19:26
kali dibaca

Almarhum David Hamonangan Nainggolan (pakaian putih) bersama abangnya. (ANTARA/HO)

Mediaapakabar.com-Satu keluarga di Kabupaten Labuhanbatu Utara mendadak viral kesedihan mereka setelah menyaksikan langsung prosesi pemakaman anggota keluarganya dari Jayapura melalui gawai atau telepon seluler, Sabtu (11/4) siang.

Kisah sedih ini diunggah secara langsung diblaman media sosial Facebook Tetty Situmeang Car hingga ditonton lebih dari 58.700 ribu orang hingga Minggu (12/4) sore.

Upaya pemulangan jenazah David Hamonangan Nainggolan (21) warga Desa Bangun Rejo, Kecamatan Na IX-X  terkendala karena Angkasa Pura I menutup penerbangan di Bandara Sentani-Jayapura sejak akhir Maret hingga April 2020 untuk pencegahan COVID-19 di tanah Papua.

Keluarga besar David histeris mendengar kabar tersebut dan akhirnya sepakat prosesi pemakaman untuk David dilaksanakan di daerah yang terkenal dengan tambang emasnya itu.

Keluarga tidak menyangka David yang bercita-cita menjadi tentara itu harus pergi menghadap Yang Maha Pencipta, karena diagnosa terjangkit malaria yang ditularkan melalui gigitan nyamuk terinfeksi parasit plasmodium.

Selama di Jayapura, David menggunakan waktu luang dengan bekerja dan membantu abangnya di sana. Waktu tiga bulan itu juga dimanfaatkan pria tampan ini dengan latihan fisik dan menjaga stamina. Namun, penyakit malaria yang mengerogotinya membuatnya pergi untuk selama-lamanya.

Sebelum prosesi pemakaman, orang tua David meminta untuk melihat anak kesayangannya itu melalui video call aplikasi Whatsapp. Mereka ingin melihat untuk terakhir kalinya pria pemegang sabuk hitam karate ini. 
 
Almarhum David Hamonangan Nainggolan. (ANTARA/HO)

Penantian panjang sambungan video call yang dinantikan sekira pukul 12.05 WIB itu, membuat isak tangis keluarga pecah melihat jenazah David di dalam peti berwarna kecoklatan.

Sesekali mereka menyeka air mata dan terus melambaikan tangan berharap David dapat merasakan kesedihan ini dari gawai berukuran 6 inchi. Doa-doa juga dipanjatkan agar almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya.

Isak tangis mereda perlahan saat detik-detik peti jenazah di masukan ke dalam tanah. Beragam komentar juga ikut menuliskan belasungkawa dan berharap keluarga memahami kondisi saat ini menghadapi wabah virus di setiap daerah.

Dalam kesempatan itu, pihak keluarga berusaha memulangkan jenazah David ke Kabupaten Labuhanbatu Utara namun terkendala wabah COVID-19 di Indonesia.


Sumber :ANTARA
Share:
Komentar

Berita Terkini