Dampak Ngeri Corona Mulai Dirasakan Pilot Hingga Awak Kabin Maskapai Penerbangan

armen
Minggu, 19 April 2020 - 08:59
kali dibaca





Mediaapakabar.com-Industri penerbangan Tanah Air sudah mulai mencari cara mempertahankan bisnisnya di tengah pandemi virus Corona (COVID-19). Sebab, banyak masyarakat yang berdiam diri di rumah demi memutus rantai penyebaran virus.

Kebijakan tersebut tentunya sangat berdampak pada industri penerbangan. Di tanah air, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dan Batik Air sudah mulai melakukan efisiensi agar perusahaan tetap bertahan.

Batik Air yang merupakan anak usaha Lion Group ini menawarkan kepada para pilotnya untuk cuti di luar tanggungan perusahaan. Kebijakan ini diambil lantaran frekuensi penerbangan turun imbas merebaknya virus Corona.

Corporate Communication Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro membenarkan informasi tersebut. Menurutnya para pilot Batik Air memang ditawarkan cuti di luar tanggungan.

Menurut Danang, tawaran tersebut bersifat sukarela dan sebagai upaya manajemen mempertahankan bisnis di tengah pandemi virus Corona.

"Pandemik COVID-19 (Coronavirus disease) ini menyebabkan beberapa/banyak rute domestik dan internasional tidak diterbangi (dioperasikan), sehingga produksi layanan penerbangan menurun signifikan," kata danang saat dihubungi detikcom, Jakarta, Sabtu (18/4/2020).

"Karena produksi menurun, sebagai salah satu upaya mengurangi beban perusahaan, maka kami menawarkan kepada karyawan termasuk pilot untuk cuti di luar tanggungan perusahaan secara sukarela," tambahnya.

Sementara Garuda Indonesia, jajaran direksi maskapai pelat merah ini memotong gaji mulai dari komisaris, direksi, hingga pegawainya. Kebijakan itu tercantum dalam Surat Edaran (SE) Nomor JKTDZ/SE/70010/2020 tentang Ketentuan Pembayaran Take Home Pay Terkait Kondisi Pandemi COVID-19.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga membenarkan pemotongan gaji mulai dari 10-50%.

"Jadi bener ya, bahwa kami dapat info juga dari teman-teman Garuda kalau ada pemotongan seperti yang ada di surat tersebut," kata Arya saat dihubungi wartawan, Jakarta, Jumat (17/4/2020).

Menurut Arya, keputusan pemotongan gaji yang dilakukan Garuda murni aksi dari manajemen.

Direktur Utama Garuda Irfan Setiaputra mengatakan keputusan pemotongan gaji pegawai demi menjaga keberlangsungan bisnis perusahaan di tengah pandemi virus Corona.

Dia pun memastikan keputusan itu hanya bersifat penundaan dan akan dikembalikan pada saat yang sudah memungkinkan.

"Langkah pemotongan gaji pegawai tersebut diberlakukan untuk memastikan business sustainability perusahaan tetap terjaga di tengah tekanan kinerja industri penerbangan dunia yang disebabkan oleh pandemi COVID-19," kata Irfan dalam keterangannya, Jakarta, Jumat (17/4/2020).

Irfan meminta seluruh pegawai Garuda Indonesia tidak mengkhawatirkan keputusan tersebut. Apalagi, manajemen memastikan tunjangan hari raya (THR) akan tetap dibayarkan sesuai aturan yang berlaku.

Pemotongan pembayaran akan dilakukan terhitung mulai April-Juni 2020. Berikut rinciannya:

1. Direksi dan Komisaris: 50%
2. Vice President, Captain, First Office, dan Flight Service Manager: 30%
3. Senior Manager: 25%
4. Flight Attendant, Expert dan Manager: 20%
5. Duty Manager dan Supervisor: 15%
6. Staff (Analyst, Officer atau setara) dan Siswa: 10%


Sumber :Detik.com
Share:
Komentar

Berita Terkini