Kisah Pilu Maryati, Rela Berbagi Suami dengan Anak Kandung

REDAKSI
Jumat, 16 April 2021 - 13:36
kali dibaca
Ket Foto : Kisah Pilu Maryati. Channel YouTube TRANS TV Official ©2021 Merdeka.com


Mediaapakabar.comMenjalani biduk rumah tangga tak semudah yang dibayangkan. Dalam menjalani rumah tangga, sering kali dirundung ujian dan prahara.

Seperti yang dialami oleh wanita bernama Maryati. Dia harus menerima kenyataan pahit jika sang suami menikahi putri pertamanya.


Terdengar miris, tapi Maryati berusaha tegar menerima kenyataan itu. Kini ia tinggal bersama ketujuh buah hatinya, serta empat cucu dari pernikahan suami dengan anaknya.


Perjalanan Kasih yang Dipaksakan


Semasa remaja, Maryati tak bisa merasakan indahnya percintaan layaknya anak seusianya kala itu. Baru menginjak 14 tahun, ia sudah dijodohkan dengan pria asal Makassar bernama Saibo.


Maryati tenggelam dalam tipu daya ibu kandungnya sendiri. Dari pernikahannya tersebut, Maryati dan Saibo dikaruniai seorang putri bernama Suti.


"Dijodohin sama orangtua. Tadinya saya nggak mau. Jadi saya terpaksa, saya dibohong-bohongin sama ibu saya, kata Maryati seperti dikutip dari YouTube TRANS TV Official.


Sayangnya biduk rumah tangga keduanya tak bertahan lama. Saat Suti masih berusia 8 bulan, Saibo pergi entah kemana dan tak bertanggung jawab sama sekali.


"Suami saya yang dulu itu pergi gitu saja nggak ngurusin saya. Saya diputusin dicerai," ujarnya.


18 Tahun Menjanda dan Dipinang Kamsin

Selama 18 tahun Maryati menjanda. Kala itu ia tengah menjaga warung nasi milik bibinya. Maryati dipertemukan dengan Kamsin, pria yang 5 tahun lebih muda darinya.


Hingga kisah cinta keduanya berlabuh ke pelaminan. Dari pernikahan itu keduanya  dikaruniai 10 orang anak, tapi hanya 7 anak yang hidup. Sementara 3 diantaranya meninggal karena sakit dan tak ada biaya pengobatan.


"Ini gua bilang, wah orang ini untuk berumah tangga bisa ini. Bisa diajak susah, karena keadaan saya kan orang susah. Kalau istilahnya, dia ini apa adanya terima, seribu terima ya terima. Makanya saya ambil jadi ibu rumah tangga," ujar Kamsin.


Kerja Kuli dapat Rp50 Ribu Per Hari


Kehidupan keluarga Maryati dan Kamsin terbilang di bawah ekonomi yang rendah. Setelah tak bisa bekerja di gudang, Kamsin beralih menjadi kuli bangunan. Itu pun bila ada yang hendak membangun rumah, dengan pendapatan Rp50 ribu per hari.


"Bapak kerjanya di sini, tadinya di gudang. Sekarang kan di gudang sepi saja, sudah nggak kerja dapat dua tahun. Makanya disuruh kerja saja sama orang bikin rumah. paling sehari Rp50 ribu," terang Maryati.


Pasang Baut untuk Tambah Biaya Hidup


Demi mencukupi kebutuhan rumah tangga, Maryati ikut membantu biaya dengan jasa pasang baut dari pabrik. Seminggu sekali ia mendorong gerobak berjalan dari rumah ke pabrik untuk membawa baut. Maryati bisa memperoleh Rp7.500 per kotak, tapi kemampuannya selama ini hanya dua kotak.


"Tadinya kan tiap minggu, sekarang diubah jadi dua minggu sekali. Paling pendapatan dua minggu sekali itu kadang Rp150, kadang Rp100," tutur Maryati.


Anak-Anak Putus Sekolah


Lantaran hidup yang serba kekurangan, ketujuh anak Maryati harus terpaksa berhenti sekolah. Sempat ditawarkan untuk lanjut ke jenjang SMP. Tapi sayang, Kamsin tak dapat mengumpulkan uang yang cukup.


"Ya berhubung saya nggak punya duit. Mau nerusin gimana, ya terpaksa diam saja di rumah. Tadinya mau dilangsungin SMP dia, tapi bapaknya nggak dapat-dapat duit. Ya sudah nganggur saja dia," ucap Maryati.


Suami Mendadak Jual TV Demi Nikahi Anaknya


Tahun 2004 menjadi momen paling mengenaskan bagi Maryati. Tak disangka sang suami mendadak pulang memaksa menjual televisi untuk biaya menikah dengan putri pertamanya, Suti.


"Saya jual TV itu Rp400 ribu buat nikah," papar Kamsin.


Meski anak tiri bagi Kamsin, namun hal itu tetap saja menyayat hati Maryati. Ia terpaksa rela dimadu oleh anaknya sendiri dan tinggal bersama.


"Ya sudah situ kalau mau kawin, tapi janganlah sama Suti, saya bilang. Saya nggak mau tadinya. Tapi terpaksa dia mintanya sama Suti," ungkap Maryati.


"Saya terpaksa nikahin. Maksudnya itu biar apa, biar nggak ada omongan itu ini. Gitu maksudnya, saya sebenarnya nutupin itu. Jadi sekali dua kali saya sabarin, tiga kalinya, biar resmi saya nikahin. Buat nutupin itu, nggak tahan sama ocehan tetangga. Biar sekalian resmi, biar orang mulutnya nggak ini itu," pungkas Kamsin.


Anak Sulung Dihamili Pria Lain


Ternyata tindakan Kamsin menikahi Suti, karena sudah hamil duluan. Pernikahan keduanya dihelat saat usia kandungan mencapai tujuh bulan. Pria yang menghamili putri sulung Maryati itu, tak bertanggung jawab dan kabur.


"Yang ini, yang kecil ini yang sudah nikah. Sebenarnya bukan perbuatan saya, makanya saya jelasin kan. Ini saya bilang sama orang Sukabumi, tapi lelaki itu kabur. Sampai saya uber ke kampungnya, namanya Udin," ujar Kamsin.


Miliki 4 Cucu, 2 Diberikan Orang


Kini Suti telah memiliki empat buah hati, dua di antaranya telah diberikan pada orang lain. Lantaran keluarga sudah tak sanggup lagi membiayai.


"Dua-duanya sudah biarin. Nggak tahu anak siapa. Kalau saya ditangkap ya sudah saya," kata Maryati.


Disidang Orang Kampung dan Dibawa ke Polisi


Hingga suatu ketika Kamsin dipanggil oleh ketua RT dan diadili oleh orang sekampung. Alasan utamanya karena menikahi anaknya sendiri.


Kamsin harus mendekam di balik jeruji besi selama 20 hari. Nahas bagi Maryati, ia menebus kesalahan suaminya dengan membayar denda Rp1.400.000. Uang itu ia peroleh dari menjual sebagian rumah seharga Rp3 juta


Sementara Suti dilarang kembali ke keluarga Maryati. Ia sempat ditahan di kantor polisi dan dipulangkan ke rumah saudaranya.


"Kamsin nggak bisa pulang bu, soalnya ada yang melapor lagi di kantor polisi. Ya sudah saya dimasukin, ditahan gitu," pungkas Maryati.



Sumber : Merdeka.com

Share:
Komentar

Berita Terkini