Pembatasan Jalur di Medan, Picu Kenaikan Harga Pangan

armen
Rabu, 29 April 2020 - 13:23
kali dibaca




Ketua Tim Pangan Sumut, Gunawan Benjamin (Foto:Abi)
Mediaapakabar.com-Ketua Tim Pangan Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan harga bawang merah yang ada di pasar tradisional saat ini mengalami kenaikan hingga mencapai 55 ribu per Kg. Kenaikan harga bawang merah tersebut dipicu oleh minimnya pasokan yang ada dari jawa. 

Menurutnya, minimnya stok bawang dikarenakan pemberlakukan PSBB di wilayah jawa yang membuat jalur distribusi bawang merah mengalami gangguan.

"Kekuatiran kita selanjutnya adalah jika nantinya pemberlakukan PSBB meluas dan membuat jalur ditribusi kembali mengalami hambatan. Mengingat untuk wilayah Medan dan sekitarnya saja sudah dimulai pembatasan jalur masuk ke kota medan, mulai dari jalur Tanjug Morawa masuk ke medan, Berastagi ke Medan dan Binjai ke Medan," katanya, Rabu (29/4/2020).

Katanya, 3 ruas jalan tersebut jelas menjadi pintu keluar masuk barang barang kebutuhan pokok masyarakat medan. Pembatasan yang dilakukan sangat potensial memicu terjadinya kenaikan harga, terlebih jika ada pembatasan keluar masuk transportasi barang. Selain itu, PSBB juga akan memicu masyarakat untuk lebih banyak keluar dari wilayah medan, yang nantinya akan membuat kebutuhan akan pangan di Medan dan sekitarnya menurun.

"Nah lantas bagaimana dengan pembentukan harga nantinya. saya membuat setidaknya 3 skenario yang mungkin saja terjadi seiring dengan pembatasan tersebut. Pertama, seandainya kita berasumsi bahwa arus keluar masuk barang tetap lancar. Maka potensi penurunan harga barang akan kembali terjadi nantinya. Terlebih masyarakat medan yang jumlahnya akan semakin sedikit karena banyak yang pulang kampong,"ujarnya.

Kedua, skenario dimana pedagang besar lebih memilih untuk tidak berjualan. Dalam konteks ini kita misalkan sejumlah distributor menutup sementara lapaknya. Dikarenakan penjualan menurun. "Dalam skenario ini saya melihat potensi penurunan harga tetap terjadi. Besar kemungkinan harga akan bergerak stabil dengan kecenderungan menurun," jelasnya.

Ketiga, arus keluar masuk barang ditutup sama sekali. Nah dalam konteks ini harga berpeluang naik. Namun jika skenario ini berjalan masyarakat akan mendapatkan banyak bantuan untuk memenuhi kebutuhannya. Namun, dia tidak yakin scenario ketiga ini yang akan dijalankan nantinya.

Gunawan menilai bahwa skenario kedua ini lebih mungkin terjadi ketimbang skenario yang lainnya. Dimana arus keluar masuk barang tetap lancar, namun banyak pedagang besar yang menghentikan aktifitasnya sementara. Maka harga kebutuhan pokok seperti beras, sayur sayuran, dan bumbu bumbuan akan berpeluang turun.

"Namun saya menggaris bawahi bahwa, tidak semua komoditas akan bergerak sama. Bawang merah yang banyak bergantung dari wilayah lain memang berpeluang tersendat dan harga bertahan mahal. Bawang putih akan sangat bergantung dari ketersediaan impor, gula pasir saya perkirakan akan normal karena kita masuk musim giling," ungkapnya.

Selebihnya semua harga akan masuk dalam skenario yang disebutkan tadi. Semuanya berpotensi untuk bergerak stabil atau bahkan mengalami penurunan. 

Untuk itu, Gunawan berharap pemerintah daerah bisa lebih berhati hati lagi dalam menerapkan kebijakan karantina wilayah. Yang penting setiap daerah (bukan hanya SUMUT) kebijakannya sama, yakni tetap memberikan keleluasaan buat arus lalu lintas barang dan jasa.(abi)

Share:
Komentar

Berita Terkini