Keluarga Pasien Rawat Inap Curhat soal Dibebani Tagihan Biaya APD

armen
Selasa, 14 April 2020 - 18:22
kali dibaca




Ilustrasi: perawatan pasien positif terinfeksi virus corona(Shutterstock)
Mediaapakabar.com-Alat pelindung diri ( APD) sebagai alat medis untuk menangani pasien Covid-19 di Indonesia masih langka didapatkan. Kondisi ini membuat harga APD di Indonesia melonjak. Terkait hal itu, salah satu rumah sakit di Jakarta Timur dilaporkan telah mengenakan biaya APD kepada pasien rawat inap yang tidak terkait kasus Covid-19.

 Pengalaman itu dirasakan Dani (bukan nama sebenarnya), yang merupakan keluarga pasien rawat inap di rumah sakit tersebut. Pasien itu merupakan ibunda Dani. Dani bercerita, sang ibunda mengidap penyakit diabetes melitus (sakit gula) dan dirawat inap di rumah sakit tersebut selama dua pekan. 

"Pas hari Senin (13/4/2020) kemarin adik sepupu saya dipanggil ke ruang administrasi tuh, dijelaskan bakal ada biaya APD pada tanggal 13 April. Kalau tidak mau bayar, bakal dirujuk ke rumah sakit lain," kata Dani kepada Kompas.com, Selasa (14/4/2020). 

Adapun biaya APD yang dibebankan kepada seluruh pasien rawat inap, yakni Rp 500.000 per harinya. "Iya Rp 500.000 per hari. Itu juga APD-nya dipakai perawatnya bukan buat keluarga pasien," ujar Dani. Selain itu biaya APD juga dibebankan kepada pasien hemodialisa (HD) atau cuci darah, yakni Rp 100.000 per kedatangan. 

Dani menilai kebijakan rumah sakit tersebut tidak logis. Sebab, kebijakan tersebut sangat membebani pasien dari segi finansial. Selain itu, banyak pasien rawat inap di rumah sakit tersebut yang hanya mengandalkan BPJS.

 "Iya tidak masuk akal saja dan itu lebih tidak manusiawi. Soalnya kebanyakan dari pasien itu pada bergantung sama BPJS. Bukannya keluarga saya mau jelekin RS tersebut tapi biar pemerintah sadar saja bahwa ada kasus seperti ini loh di RS tersebut," ujar Dani.

 "Terus pemerintah harus cepat ambil tindakan biar kasus kayak begini tidak terjadi lagi, soalnya kebanyakan dari pasien tadi malam memilih untuk pulang lebih awal karena ada biaya tambahan tersebut. Padahal pasien rawat inap masih butuh perawatan," lanjut Dani. 

Sementara itu, akibat kebijakan rumah sakit tersebut, ibunda Dani pun memilih pulang dari rawat inap rumah sakit dan jalani rawat jalan. "Sudah pulang ibu saya, semua pasien yang rawat inap sekarang pada minta pulang soalnya pada keberatan sama biaya tersebut. Iya mau tidak mau sekarang rawat jalan," ujar Dani.


Sumber :Kompas.com

Share:
Komentar

Berita Terkini