Kapolda Papua Barat Tegaskan Napi Kabur dari Lapas Sorong Segera Serahkan Diri

REDAKSI
Senin, 15 Januari 2024 - 13:06
kali dibaca
Ket Foto: Kapolda Papua Barat Irjen Jhonny Edison Isir. 

Mediaapakabar.com
Kapolda Papua Barat, Irjen Jhonny Edison Isir memberikan ultimatum kepada narapidana (napi) yang kini buron usai kabur dari Lapas Kelas II B Sorong, Papua Barat Daya. 

Irjen Jhonny meminta para napi tersebut segera menyerahkan diri jika tidak akan diberikan tindakan tegas dan terukur.


Diketahui sebanyak 53 napi kabur dari Lapas Kelas II B Sorong di Jalan Sapta Taruna, Km 10, Kota Sorong pada Minggu (7/1/2024) sekitar pukul 11.00 WIT. Polisi telah menangkap 11 orang di antaranya, sementara 42 napi lainnya masih buron.


"Nanti kita lihat pada minggu kedua atau minggu keempat kemudian kita akan asses (nilai) lagi, dan mungkin imbauannya sudah bersifat ultimatum, kalau serahkan atau tidak serahkan kita akan lakukan tindakan tegas dan terukur," ujar Irjen Jhonny E. Isir kepada wartawan, Senin (15/1/2024).


Jhonny menuturkan pihaknya masih mengedepankan pendekatan berupa imbauan kepada para napi untuk menyerahkan diri. Di sisi lain, aparat juga melakukan pendekatan dengan keluarga para napi tersebut.


"Kita masih lakukan upaya imbauan dulu kepada para keluarga entah dari warga binaan atau tahanan dalam proses persidangan, kalau ketemu ajak atau serahkan ke kantor kepolisian terdekat seperti Polsek, Polres atau bisa juga langsung bawa ke lapas, itu masih imbauan masih bersifat soft," katanya.


Meski demikian, aparat kepolisian terus bergerak memburu para napi kabur tersebut. Saat ini, akses keluar Kota Sorong dijaga ketat aparat kepolisian.


"Upaya yang kita lakukan sejauh ini, tetap kita lakukan pencarian dan penyekatan. Dan kepada jajaran Polres se-Sorong Raya sudah saya instruksikan dan sekarang masih terus berjalan untuk kemudian melakukan pendekatan," bebernya.


Jhonny berharap kasus napi kabur dari lapas tidak terulang lagi. Dia pun memerintahkan agar penjagaan di Lapas Kelas II B Sorong ditingkatkan khususnya pada akhir pekan.


"Pertama ini pelajaran pahit, kita harus kemudian ambil pelajaran. Jadi, kita harus perkuat upaya penanganan, pengamanan khususnya di waktu kritis seperti hari Sabtu, Minggu atau hari libur. Itu pembelajaran pahit yang harus kita ambil agar tidak terulang kembali," tutupnya. (DTC/MC)

Share:
Komentar

Berita Terkini