Ket Foto: Ilustrasi. |
Mediaapakabar.com - Provinsi Sumatera Utara mengalami deflasi 0,13 persen pada November 2022. Berdasarkan data BPS, seluruh kota Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami deflasi, di antaranya Medan mengalami deflasi 0,13 persen, Sibolga 0,05 persen, Gunungsitoli 0,37 persen, Padangsidimpuan 0,37 persen, dan Pematangsiantar 0,08 persen.
"Kalau kita lihat di seluruh kota-kota IHK Sumut, itu semuanya terpotret mengalami deflasi yang bervariasi yang menjadi gabungan untuk seluruhnya di Sumut terpotret deflasi 0,13 persen," ungkap Kepala BPS Sumut Nurul Hasanudin, Kamis (1/12/2022).
"Kalau di Nasional masih inflasi 0,09 persen sementara di Sumut deflasi 0,13 persen. Artinya bulan November ini kita berhasil mengendalikan inflasi khususnya di 5 kota ini," lanjutnya dilansir dari detikSumut.
Dikatakan Nurul, ada 5 komoditas dominan yang mendorong deflasi di Sumut, di antaranya cabai merah 0,15 persen, bawang merah 0,09 persen, ikan dencius 0,06 persen, angkutan dara 0,04 persen, dan ikan tongkol/ambu juga turut menyumbang deflasi sebesar 0,03 persen.
"Penyumbang terbesar deflasi di Sumut ada cabai merah sebesar 0,15 persen. Dinamika harga cabai merah kita di November secara rata-rata Rp 26 ribu per kg," ujarnya.
Sementara itu, BPS juga mendata terkait komoditi yang mengalami inflasi pada bulan November 2022, diantaranya daging ayam ras 0,06 persen, minyak goreng 0,05 persen, rokok kretek filter 0,04 persen, sawi hijau 0,04 persen, dan telur ayam ras sebesar 0,03 persen.
Dilihat dari harga di pasar Kota Medan, harga cabai merah saat ini berada di bawah harga Rp 30 ribu, diantaranya Pusat Pasar Rp 24 ribu, Pasar Petisah Rp 26 ribu, Pasar Simpang Limun Rp 28 ribu, Pasar Palapa Rp 28 ribu, Pasar Sukaramai Rp 28 ribu, dan Pasar Sei Sikambing seharga Rp 28 ribu.
"Penurunan harga cabai merah keriting karena banyaknya stok yang masuk dari daerah produsen," ungkap Kabid Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Disperindag Sumut Barita Sihite. (DTS/MC)