Warga Kampung Sejahtera Antusias Ikuti Pelatihan Pembuatan Eco Enzyme

REDAKSI
Minggu, 27 Juni 2021 - 15:58
kali dibaca
Ket Foto : Warga Kampung Sejahtera Antusias Ikuti Pelatihan Pembuatan Eco Enzyme.

Mediaapakabar.com
Warga Kampung Sejahtera antusias mengikuti pelatihan pembuatan Eco Enzyme dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Sumatera Utara (Sumut).

 

Kegiatan ini dilaksanakan di lapangan serbaguna, Kampung Sejahtera, Jalan Haji Zainul Arifin, Kelurahan Petisah Tengah, Kecamatan Medan Petisah, Minggu (27/6/2021).


"Eco Enzyme ini sejuta manfaat, karena banyak manfaatnya, diantaranya untuk bersih bersih, obat luar, detox, dan bisa menjadikan pupuk tanaman," ujar salah seorang pembicara, Rena Arifah Simbolon.


Rena menjelaskan, cara pembuatan Eco Enzyme ini juga terbilang mudah, namun butuh proses fermentasi dengan waktu 100 hari. Bahan-bahan dasar pembuatan Eco Enzyme ini dari limbah sampah sayuran dan buah-buahan.


Kulit buah dan sisa sayur seringkali dianggap sampah bagi sebagian besar orang, sehingga seringkali hanya sekedar dibuang di tempat sampah atau dijadikan pakan ternak.


Namun siapa sangka 'sampah' ini dapat dimanfaatkan menjadikan cairan serba guna yang dapat digunakan sebagai pupuk, pestisida, obat pel, serta banyak manfaat lainnya.


Eco-enzyme sendiri merupakan larutan zat organik kompleks yang diproduksi dari proses fermentasi sisa organik, gula, dan air. Cara membuat Eco-Enzyme terbilang sangat mudah.


[cut]


Ket Foto : Warga Kampung Sejahtera Antusias Ikuti Pelatihan Pembuatan Eco Enzyme.

Menyiapkan kontainer plastik bekas (bisa berupa botol/toples bekas atau jerrycan), air, gula, dan kulit buah yang lunak. Kulit buah yang bisa digunakan misalnya seperti kulit buah jeruk, apel, semangka, lemon, mangga, dan lain-lain.


Membuat takaran air, gula, dan sampah organik dengan perbandingan 1 Molase, 3 sampah dan 10 air. (1:3:10). Mencampurkan seluruh bahan pada drum yang sudah dipersiapkan.


Setelah dicampur seluruhnya, kemudian drum yang sudah terisi, disimpan di tempat tidak terpapar matahari, hingga 100 hari panen, atau 3 bulan 10 hari, eco-enzyme dapat dipanen.


Materi penjelasan umum mengenai Eco-Enzyme disampaikan oleh Rena Arifah yang juga dosen di Universitas swasta di Kota Medan.


Sedangkan untuk demo membuat diperagakan oleh Yenny Susanti Siregar dari Rumah Bricket dan anggota Relawan Eco Enzyme Indonesia (REEI) dan diikuti oleh sejumlah peserta yang merupakan warga Kampung Sejahtera.


Melalui pelatihan Eco-Enzyme ini, Ketua Perkumpulan Pemuda Pemudi Kampung Sejahtera (P3KS), Aminurasid mengharapkan jika sampah organik rumah tangga di Kampung Sejahtera dapat berkurang.


"Selain itu, membuat Eco-Enzyme dapat digunakan sebagai pengisi waktu luang karena proses membuatnya yang sangat mudah, tidak memerlukan biaya yang mahal dan alat bahan yang sangat mudah didapatkan," kata Rasid.


Terlebih lagi, kata Rasid, pemanfaatan Eco-Enzyme dapat digunakan secara pribadi maupun untuk dijual kembali. "Sehingga dapat menambah penghasilan bagi warga," ujarnya. (MC/Red)

Share:
Komentar

Berita Terkini