Sedih! Kakek Miskin di Simalungun Ini Justru Dicoret dari Daftar Penerima Bantuan

armen
Sabtu, 09 Mei 2020 - 17:15
kali dibaca



Tugirin di depan 'istana' nya di Nagori Jaya 1, Kecamatan Bandar Huluan. (Suhendra/metro24jam.com
Mediaapakabar.com-Sedih, Hanya itu yang bisa menggambarkan kehidupan pria bernama Tugirin ini. Hidup pria berusia 65 tahun yang tinggal di Huta 9 Pasar III, Nagori Naga Jaya 1, Kecamatan Bandar Huluan, Simalungun ini, sangat memprihatinkan. Selain harus menumpang tinggal di lahan milik warga, tempat tinggal yang dihuni Tugirin juga jauh dari kata layak, bahkan meski untuk disebut sebagai gubuk. 

Dengan kondisi kakinya yang sakit, Tugirin di ‘rumah’ yang berdinding plastik bekas spanduk serta balai-balai yang terbuat dari bambu dan hanya berukuran 2 x 2 meter, persis di depan kandang sapi. 

Chairuddin, seorang warga setempat mengatakan, Tugirin sudah tinggal sebatangkara selama bertahun-tahun di loasi tersebut. Namun, meski kondisi kehidupannya sangat memprihatinkan, belakangan Tugirin dicabut dari daftar penerima bantuan pemerintah. 

“Contoh, terkait program BLT Dana Desa, pemerintah menyebutkan bahwa sasaran penerima adalah keluarga miskin non Program Keluarga Harapan (PKH) atau masyarakat yang menerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), tapi bapak ini malah dicabut namanya,” katanya. 

Ia menjelaskan, Tugirin pernah terdaftar pada Program Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), sekitar delapan tahun lalu. Namun, setelah namanya dicoret dari daftar penerima, Tugirin akhirnya hanya berharap pemberian dari belas kasihan tetangga untuk bertahan hidup. Usia yang tak lagi muda membuat Tugirin sering sakit. Pria itu pun tak bisa berbuat banyak untuk menopang hidup setelah menderita sakit pada kakinya.

 “Itu kartu sudah nggak laku, 8 tahun yang lalu. Saya pastikan saja, kalau itu benar nama Tugirin,” jelas Chairuddin Jumat (8/5/2020) siang.

 Hermansyah (49), warga lainnya tetangga Tugirin mengatakan, sudah bertahun-tahun warga setempat  memberikan bantuan berupa makanan dan kebutuhan lainnya. “Saya tidak tega melihat kondisi Kakek Tugirin yang memprihantinkan, dan terkadang kelaparan, ungkapnya. Hermansyah juga menyinggung pemberian BLT Dana Desa yang dirasa kurang tepat di desa mereka.

 “Harusnya sasaran penerima BLT paling utama tentu saja keluarga miskin non PKH atau penerima BPNT, tapi ini malah, saya dapat kabar, kalau nomor urutan 48 penerima BPNT adalah istri seorang perangkat desa. Kami tau persis kehidupan ekonominya sangat berkecukupan dan mapan,” ucapnya Jum’at (8/5/2020) sore. 

“Kakek Tugirin sangat membutuhkan bantuan secara ekonomi dan kesehatan dari pemerintah. Apalagi sejak mewabahnya Covid-19, warga pun sudah serba kekurangan dan terkadang lupa memberikan makanan kepada Kek Tugirin, sehingga dia sering kelaparan,” bebernya.

Ia berharap, Pemkab Simalungun melalui pihak kecamatan maupun nagori bisa memprioritaskan bantuan, terutama BLT Dana Desa, yang saat ini sedang disalurkan Kementerian Sosial, diberikan kepada Tugirin.

“Kita ketahui salah satu kebijakan pemerintah saat ini adalah memberikan Bantuan Langsung Tunai kepada masyarakat yang terdampak Covid-19. Namun faktanya, sampai saat ini warga tidak ada menerima,” katanya. “Kami di sini bukan mau minta-minta. Justru kami mendoakan agar Kakek Tugirin cepat-cepat dibantu. Warga miskin harus diberi bantuan dan jangan ditelantarkan, agar kita tetap semangat dalam situasi wabah Covid-19,” jelasnya.

Sementara itu, pejabat di Kantor Camat Bandar Huluan, Masrah SH, saat dikonfirmasi melalui WhatsApp belum memberikan penjelasan

Sumber :Metro24jam.com

Share:
Komentar

Berita Terkini