Mediaapakabar.com-Angkatan Laut Amerika memulai latihan Ice Exercise (ICEX) 2020 di Samudra Arktik pekan lalu. Latihan tiga minggu ini melibatkan sepasang kapal selam serangan cepat yang beroperasi di koridor strategis.
Angkatan Laut Amerika juga merilis rekaman yang memamerkan kapal
selam serangan nuklir kelas Los Angeles USS Toledo mendobrak es Arktik
yang tebal. Kapal secara perlahan-lahan muncul di atas es di sekitar Ice Camp
Seadragon, sebuah perkemahan sementara. Rekaman kemudian menunjukkan pelaut
bersenjata gergaji muncul untuk membersihkan es di sekitarnya.
Mengomentari tontonan
itu, pensiunan Admiral Viktor Kravchenko seorang veteran pasukan kapal selam
Soviet dan Rusia, dan mantan komandan Divisi Kapal Selam ke-14 dan Armada Laut
Hitam Rusia, tidak terpesona. Dia mengatakan hal itu merupakan operasi yang
sulit tetapi sudah lama dikuasai.
“Yah, kapal selam itu muncul. Tidak ada yang luar biasa tentang
ini. Kami sudah lama menguasai teknik ini, ”kata Kravchenko dalam sebuah
wawancara sebagaimana dikutip Sputnik 11 Maret 2020.
“Arktik adalah koridor
strategis potensial – antara Indo-Pasifik, Eropa, dan tanah Amerika- untuk
kompetisi yang makin luas,” kata komandan Pasukan Kapal Selam Angkatan Laut
Amerika, Laksamana Daryl Caudle dalam pernyataan pers Angkatan Laut.
“ICEX 2020 memberikan kesempatan bagi Angkatan Laut untuk
menunjukkan pertempuran dan kesiapan taktis untuk operasi Arktik yang
berkelanjutan dalam lingkungan Arktik yang unik dan menantang,” tambahnya.
Amerika dan Uni Soviet (dan kemudian Rusia) adalah angkatan laut
pertama di dunia yang menciptakan kapal selam yang mampu menembus es Kutub
Utara yang tebal. Amerika mendahului Soviet dengan kapal selam serangan
bertenaga nuklir USS Skate menjadi yang pertama muncul ke permukaan di Kutub
Utara pada bulan Maret 1959.
Pada bulan September 1963, K-178, sebuah kapal selam rudal
nuklir Soviet, melakukan perjalanan transarctic dan menerobos es pertama
kalinya dengan rudal balistik di atas kapal.
Pada
tahun-tahun berikutnya, kedua negara menjadikan misi memecah es sebagai bagian
rutin dari pelatihan, dengan insinyur Soviet bahkan membuat lambung kapal selam
balistik kelas Akula yang panjangnya 175 meter, 48.000 ton, cukup kuat untuk
beroperasi di es Kutub Utara.
Menurutnya Angkatan Laut Rusia harus bekerja untuk menemukan
metode teknis baru guna menemukan cara untuk memantau kapal selam Amerika
bahkan ketika mereka melayang di bawah es. Pada saat yang sama, ia menyarankan,
upaya harus dilakukan untuk melacak mereka sebelum mereka mendapatkan
kesempatan untuk menyelam di bawah es.
USS Toledo bergabung dengan USS Connecticut, kapal selam
serangan cepat kelas Seawolf, selama tiga minggu latihan Kutub Utara yang
melelahkan minggu lalu. Kapal-kapal itu diharapkan melakukan transit dan
pelatihan lain untuk meningkatkan pengalaman pelaut dan kesiapan operasional(Jejaktapak)