US Navy Akui Kapal Selam Rusia Membuat Pesisir Timur Amerika Bukan Lagi Tempat Aman

armen
Rabu, 05 Februari 2020 - 17:35
kali dibaca



Kapal selam Kelas Yasen Rusia
Mediaapakabar.com-Peningkatan aktivitas Rusia berarti bahwa Angkatan Laut tidak lagi memandang berlayar di Pantai Timur atau melintasi Atlantik sebagai gerakan “yang tidak terbantahkan”.

Perwira senior Angkatan Laut Amerika mengatakan bahwa mereka tidak lagi menganggap Pantai Timur Amerika Serikat sebagai area area aman lagi stelah aktivitas kapal selam Rusia terus meningkat di Samudra Atlantik.
Vice Admiral Andrew “Woody” Lewis membuat komentar ini pada pertemuan U.S. Naval Institute dan Center for Strategic and International Studies yang diselenggarakan 4 Februari 2020.
Lewis adalah komandan Armada ke-2 Angkatan Laut, yang diaktifkan kembali pada 2018 khusus untuk mengatasi lonjakan operasi kapal selam Rusia di Atlantik.
Armada  yang berkantor pusat di Naval Support Activity Hampton Roads di Virginia ini mencapai kemampuan operasional penuh pada Desember 2019.
“Realitas baru kami adalah ketika pelaut kami melemparkan sauh dan berlayar, mereka dapat berharap untuk beroperasi di ruang yang diperebutkan begitu mereka meninggalkan Norfolk,” kata Lewis sebagaimana dilaporkan War Zone. “Kapal-kapal kami tidak lagi dapat beroperasi di tempat yang aman di Pantai Timur atau menyeberangi Atlantik tanpa hambatan untuk beroperasi di lokasi lain.”
“Kami telah melihat semakin banyak kapal selam Rusia dikerahkan di Atlantik, dan kapal selam ini lebih mampu dari sebelumnya, dikerahkan untuk periode waktu yang lebih lama, dengan sistem senjata yang lebih mematikan,” lanjutnya.
Lewis tidak menawarkan rincian spesifik tentang jumlah total kapal selam Rusia yang diyakini militer Amerika berpatroli di Atlantik pada waktu tertentu dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Ada perdebatan signifikan tentang skala pasti kegiatan bawah laut Rusia, terutama dibandingkan dengan operasi Angkatan Laut Soviet pada puncak Perang Dingin.
Namun, tidak bisa dipungkiri ada setidaknya lonjakan relatif aktivitas kapal selam Rusia di Atlantik dalam beberapa tahun terakhir.
Pada Oktober 2019, televisi NRK Norwegia melaporkan bahwa Badan Intelijen Norwegia (NIS), juga dikenal sebagai Etterretningstjenesten atau E-tjenesten, memantau latihan kapal selam  Rusia terbesar sejak berakhirnya perang dingin.
Latihan ini, melibatkan setidaknya 10 kapal selam, delapan di antaranya adalah jenis bertenaga nuklir, termasuk dua kapal selam serangan bertenaga nuklir dari kelas Proyek 945A Condor, juga dikenal sebagai kelas Sierra II.
Laporan NRK juga mengatakan bahwa E-tjenesten percaya bahwa tujuan latihan itu adalah untuk menunjukkan kemampuan Angkatan Laut Rusia untuk mengerahkan sejumlah besar kapal selam jauh ke Atlantik sementara sebagian besar tetap tidak terdeteksi.(Jejaktapak)
Share:
Komentar

Berita Terkini