Mediaapakabar.com-Persetujuan anggaran Amerika untuk tahun 2020 akan melihat pembentukan cabang militer baru yang secara khusus berorientasi pada ruang angkasa.
Space Force Udara Amerika Serikat akan menjadi cabang layanan
baru pertama dalam lebih dari 60 tahun. Matra ini bertugas untuk memastikan
kebebasan Amerika untuk beroperasi di luar angkasa atau merebut kekuatan ruang
angkasa dari orang lain.
Menurut draft dari
Perjanjian Otorisasi Pertahanan Nasional 2020, juga dikenal sebagai National
Defense Authorization Agreement 2020, Pentagon akan mendesain ulang Komando
Luar Angkasa Angkatan Udara Amerika. Force Space akan menjadi kekuatan terpisah
dari USAF tetapi masih ada di bawahnya. Mirip korps Marinir yang independen
tetapi ada di bawah Angkatan Laut.
Layanan ini akan dipimpin oleh seorang Kepala Operasi Ruang
Angkasa, mirip dengan bagaimana Angkatan Laut Amerika dipimpin oleh seorang
Kepala Operasi Angkatan Laut dan terdiri dari pasukan ruang angkasa dan aset
organik di dalamnya.
Ini berarti sebagian besar aset luar angkasa Angkatan Udara,
dari fasilitas peluncuran satelit seperti Pangkalan Angkatan Udara Vandenberg
di California hingga pangkalan-pangkalan kendali pesawat ruang angkasa seperti
Pangkalan Angkatan Udara Schriever di Colorado akan diambil alih.
Ini juga akan mencakup jaringan satelit GPS Amerika, pesawat
ruang angkasa X-37B, dan aset ruang militer lainnya. Angkatan Luar Angkasa juga
kemungkinan akan melepaskan sejumlah kecil aset dan personel dari Angkatan
Darat dan Angkatan Laut Amerika.
Dalam undang-undang
anggaran disebutkan Force Space akan “diatur, dilatih, dan diperlengkapi untuk
memberikan kebebasan operasi bagi Amerika Serikat di dalam, dari, dan ke luar
angkasa. Tugas lain adalah melakukan operasi ruang angkasa yang cepat dan
berkelanjutan. Kepala Operasi Ruang Angkasa akan melapor kepada Sekretaris
Angkatan Udara, seperti halnya Komandan Korps Marinir melapor kepada Sekretaris
Angkatan Laut.
Amerika belum pernah melihat cabang militer baru sejak tahun
1947, ketika Angkatan Udara Amerika memisahkan diri dari Angkatan Darat
Amerika. Pada bulan September, Defense News melaporkan bahwa Angkatan Udara,
yang akan menyediakan sebagian besar tenaga kerja, membayangkan pasukan awal
akan kurang dari 200 personel.
Mereka terdriri dari 151
personel Angkatan Udara, 24 Angkatan Darat, 14 Angkatan Laut, dan sembilan
personel tambahan dari Pentagon dan komunitas intelijen Amerika. Namun pada
akhirnya lebih dari 15.000 personel Angkatan Udara dapat menyeberang ke Force
Space.
Ada banyak detail yang perlu dikerjakan untuk cabang militer
terbaru Amerika. Di mana markas besar Space Force akan berlokasi? Akankah Space
Force menyerap semua aset ruang angkasa dari setiap layanan atau hanya sebagian
besar dari mereka? Apakah akan memiliki akademi sendiri atau akankah kadet
mendaftar di Akademi Angkatan Udara Amerika? Akankah ada tim demonstrasi ruang
angkasa, seperti Thunderbirds USAF dan Blue Angels US Navy? Dan sebagainya.
Mungkinkah Pasukan Luar Angkasa akhirnya memiliki pesawat ruang
angkasa berawak dan bersenjata? Sebagai gambaran, pada 1794, tahun didirikan,
Angkatan Laut Amerika Serikat hanya dilengkapi dengan enam frigat. Saat ini
Angkatan Laut jumlahnya hampir 300 kapal perang di seluruh dunia. Siapa yang
tahu apa yang bisa dihasilkan 230 tahun ke depan untuk Force Space.
Tapi sama menariknya dengan cabang militer baru, itu bukan
berita bagus dalam jangka panjang. Manusia membawa perang ke setiap wilayah —
pertama laut, lalu udara, dan sekarang ruang angkasa. Keyakinan yang ada
sekarang ini adalah bahwa militerisasi ruang angkasa adalah kerugian bagi umat
manusia.(Jejaktapak)