![]() |
Boydo HK Panjaitan Ketua Gamki Medan. (foto : dok) |
Mediaapakabar.com - Terkait kejadian aksi 'perang' antar warga di Belawan, Ketua Gamki Medan Boydo HK Panjaitan angkat bicara.
Dia mengatakan Belawan sudah darurat kriminal kerap terjadi tawuran, masifnya peredaran narkoba, geng motor dan kejahatan lainnya sehingga dibutuhkan sikap tegas pihak kepolisian.
" Belawan sudah darurat kriminal dan memang membutuhkan sikap tegas. Seharusnya Kapolda pasang badan membela Kapolres," imbuhnya pada wartawan, kemarin.
Selain itu, dia menyebut jika AKBP Oloan sedang membela diri dari ancaman penyerangan sehingga tak layak mendapatkan 'sanksi'.
Usulan penonaktifan terhadap Kapolres itu cenderung bermuatan politis dari pimpinan. Polisi saja tidak ditakuti oleh para pelaku. " Wajar jika AKBP Oloan membela diri, tapi kok dinonaktifkan?," tanyanya.
Dia juga menyinggung sikap Kapolda Sumut yang berbanding terbalik dengan pernyataan Bobby Nasution saat masih menjabat sebagai Wali Kota Medan waktu itu meminta tindakan tegas terhadap pelaku kriminalitas.
" Bobby aja pernah bilang begal ditembak. Kapolda kok malah menonaktifkan Kapolres," tuturnya.
Sebelumnya Kapolda Sumut Irjen Whisnu Hermawan Februanto mengatakan akan menonaktifkan Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP Oloan Siahaan buntut dugaan menembak seorang remaja bernama Muhammad Syuhada (18) hingga tewas.
Kapolda juga menyebutkan penonaktifan AKBP Oloan masih diajukan ke Mabes Polri. Jika disetujui, maka penonaktifan akan segera dilakukan.
" Kami memohon melaporkannya kepada Mabes Polri untuk bisa memeriksa Kapolres secara transparan dan meminta persetujuan dari Mabes Polri untuk menonaktifkan Kapolres sementara waktu," ucapnya.
Jendral bintang dua itu menerangkan pula bahwa Bid Propam, Inspektur Pengawas Daerah, Ditreskrimum dan Labfor Polda Sumut sedang melakukan penyelidikan penembakan.
" Ini demi transparansi, kita tidak akan main-main dengan penegakan hukum. Kalau dia salah kita tindak, kalau dia betul kita sampaikan kepada media," tegasnya.
Kapolda mengatakan, korban Muhammad Syuhada dinyatakan meninggal dunia setelah mendapat perawatan intensif. Sedangkan seorang rekannya berinisial B (17) yang juga ditembak masih menjalani perawatan.
" Memang ada korban, kini sedang dibawa ke rumah sakit. Satu diantaranya meninggal dunia tadi pagi di rumah sakit," sebut Kapolda.
Namun begitu, tewasnya Muhammad Syuhada, Kapolda turut menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban dengan melayat ke rumah duka.
" Saya atas nama Kapolda Sumut dan jajaran mengucapkan turut berdukacita dengan adek kita yang terkena peluru. Kami juga membuat tim khusus dari Pola Sumut yang diketuai oleh pak Irwasda. Bersama Propam, Krimum, Labfor, untuk memastikan kejadian tersebut," tuturnya.
Sebelumnya, Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Oloan Siahaan menjadi sasaran serangan brutal sekelompok pemuda bersenjata tajam saat melintas di Tol Belmera, Minggu dini hari (04/05/2025).
Kejadian bermula setelah Kapolres memimpin langsung apel pengamanan menyusul pecahnya tawuran antara kelompok pemuda Lorong Stasiun dan Lingkungan 13 Selebes di kawasan Jalan Stasiun Belawan, sekitar pukul 19.30 WIB.
Usai apel dan patroli, Kapolres bergerak pulang sekitar pukul 01.35 WIB dan tepat pukul 02.05 WIB, saat melintas di Tol Belmera, mobil dinas Kapolres dihadang puluhan pemuda yang secara ilegal berada di jalur tol sambil mengacungkan senjata tajam jenis celurit dan klewang.
Lalu secara membabi buta menyerang mobil dinas, melempar batu, petasan roket, dan mengejar kendaraan dinas polisi.
Pelaku penyerangan juga sempat mencoba mengayunkan kelewang ke arah Kapolres, tapi dapat terelakkan dan hanya menyabet bagian mobil.
" Sudah diberi peringatan. Tapi mereka tetap menyerang dengan brutal. Ini bukan lagi tawuran biasa, ini sudah masuk kategori penyerangan terhadap simbol negara," ucap Kapolres AKBP Oloan Siahaan.
Karena serangan tidak mereda, Kapolres melepaskan tembakan ke arah pelaku sebagai bentuk pembelaan diri dan upaya menyelamatkan jiwa personil. (MC/ZF)