Deteni di Rudenim Medan Isi Waktu dengan Berkebun dan Memasak untuk Hilangkan Stres

REDAKSI
Kamis, 12 Desember 2024 - 23:53
kali dibaca

Mediaapakabar.com
– Para deteni di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Medan, Sumatera Utara, menjalani aktivitas kreatif untuk mengurangi stres selama masa penahanan.

Program ini dilakukan melalui kegiatan bertajuk My Hobby Is, yang memungkinkan mereka mengembangkan hobi seperti berkebun, memasak, memangkas rambut, dan merajut.

Menurut Kepala Seksi Registrasi Administrasi dan Pelaporan Rudenim Medan, Donny Bahar, program yang dimulai pada Maret 2023 ini bertujuan mengasah kreativitas deteni sambil menciptakan lingkungan yang lebih produktif dan suportif.

“Sesama deteni bisa saling berbagi pengetahuan. Ada yang mengajarkan cara merajut, memasak, hingga berkebun. Semua kegiatan ini membantu mereka tetap aktif selama berada di sini,” ujar Donny.

Salah satu deteni, Anwar Hossain (45), asal Bangladesh, memanfaatkan kegiatan berkebun untuk mengatasi rasa suntuk. Ia menanam berbagai sayuran seperti sawi di halaman belakang Rudenim.

“Kami diberi tanaman untuk ditanam. Saya memang suka berkebun, jadi kegiatan ini membantu mengurangi rasa stres,” ungkap Anwar, yang telah berada di Rudenim sejak Agustus 2024 akibat tidak memiliki dokumen resmi.

Selain itu, seorang deteni asal Malaysia juga mengisi waktu luangnya dengan memasak. Ia mengolah berbagai hidangan, seperti ayam madu dan nasi hainan, yang dinikmati oleh sesama deteni.

Rudenim Medan saat ini menampung 47 deteni dari berbagai negara, termasuk Myanmar, Bangladesh, Malaysia, Pakistan, hingga Uzbekistan. Para deteni yang memiliki keluarga tinggal di kamar khusus di lantai dua dengan fasilitas dasar seperti kasur dan toilet.

Donny menambahkan bahwa deteni anak-anak juga mendapatkan fasilitas pendidikan secara daring. “Kami bekerja sama dengan tenaga didik dari luar negeri untuk memberikan pelajaran bagi anak-anak deteni,” jelasnya.

Sebagian besar deteni di Rudenim Medan sedang menunggu proses deportasi yang bergantung pada bantuan keluarga atau sponsor. Menurut data, sebanyak 36 deteni telah dideportasi sepanjang tahun ini, dengan mayoritas berasal dari Bangladesh.

“Respons keluarga atau sponsor seringkali menentukan lamanya waktu tinggal mereka di sini. Namun, sesuai aturan, masa penahanan maksimal adalah 10 tahun,” pungkas Donny. (DTS/MC)

Share:
Komentar

Berita Terkini