Pengasuh Daycare di Medan Terlibat Kasus Dugaan Penganiayaan Balita

REDAKSI
Sabtu, 12 Oktober 2024 - 16:14
kali dibaca

Mediaapakabar.com
- Sebuah kasus penganiayaan balita di Murni Daycare, Medan, menghebohkan publik setelah video aksi kekerasan oleh pengasuhnya berinisial UP (29), viral di media sosial. 

Dalam rekaman tersebut, UP terlihat mendorong seorang bayi berusia 16 bulan, EHA, dengan menggunakan sendok, bahkan mendorongnya dengan tangan hingga nyaris terjatuh.

Kejadian ini terjadi pada 1 Oktober 2024, dan diketahui oleh keluarga EHA yang memantau aktivitas anak mereka melalui kamera CCTV yang terpasang di daycare.

Melihat tindakan yang tidak layak tersebut, mereka segera melaporkan insiden ini ke Polrestabes Medan pada 2 Oktober 2024. EHA kemudian dibawa untuk pemeriksaan visum di RS Bhayangkara Medan.

Dalam konferensi pers yang digelar pada 10 Oktober 2024, UP mengaku telah bekerja di Murni Daycare selama delapan bulan dan mengasuh tiga anak, termasuk EHA. 

Ia menjelaskan bahwa tindakan penganiayaan tersebut dilakukan karena merasa kelelahan dan menghadapi masalah keluarga.

"Saya menyesal sekali dan mohon maaf kepada pihak korban," ujarnya sambil mengungkapkan rasa penyesalan yang mendalam.

Menurut pengakuan UP, ia telah melakukan tindakan serupa sebanyak tiga kali dengan alasan bahwa EHA sering rewel, menangis, dan sulit makan.

Polisi menetapkan UP sebagai tersangka berdasarkan Pasal 80 Ayat 1 Jo 76c UU RI nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. 

Kompol Jama Kita Purba selaku Kasat Reskrim Polres Medan menyebutkan, bahwa ancaman hukuman untuk tersangka bisa mencapai tiga tahun enam bulan penjara. Namun, UP tidak ditahan karena ancaman hukumannya di bawah lima tahun.

Sementara Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana Provinsi Sumatera Utara, Sri Suriani Purnamawati menilai fasilitas di Murni Daycare masih kurang memadai. 

Setelah melakukan pengecekan pada 10 Oktober, ia menemukan bahwa ruang dan fasilitas yang ada tidak cukup luas untuk menampung 13 anak.

“Tempat tidur yang sempit, ruang bermain yang terbatas, dan kurangnya sarana penunjang lainnya menjadi perhatian. Kita perlu memastikan bahwa pengasuh di daycare memiliki kemampuan yang memadai dalam merawat anak,” ujarnya. 

Sri juga menekankan pentingnya pelatihan bagi pengasuh agar mereka memiliki pemahaman yang baik dalam mengasuh anak. (MC/RED)
Share:
Komentar

Berita Terkini