Paus Fransiskus: Kekayaan Alam Papua Nugini Harus Bermanfaat ke Warga

REDAKSI
Sabtu, 07 September 2024 - 15:54
kali dibaca
Ket Foto: Kepada pemimpin Papua Nugini, Paus Fransiskus berpesan kekayaan alam harus beri manfaat kepada warga lokal. (AFP/Andrew Kutan)

Mediaapakabar.com
- Paus Fransiskus berpesan kepada para pemimpin Papua Nugini agar kekayaan sumber daya alam melimpah yang dimiliki harus bermanfaat bagi semua orang, khususnya warga di wilayah tersebut.

Hal ini disampaikan Paus saat melakukan kunjungan ke Papua Nugini pada Sabtu (7/9). Tujuannya, agar kekayaan alam yang dimiliki tidak disia-siakan atau dicuri pihak luar.

Papua Nugini memang memiliki SDA yang melimpah, seperti cadangan emas, tembaga, nikel, gas alam, dan kayu yang sangat besar. Kekayaan alam tersebut bahkan telah menarik banyak perusahaan multinasional untuk berinvestasi.

Ironisnya, di tengah kekayaan alam yang berlimpah itu, justru banyak penduduknya yang masih hidup melarat. Satu dari empat orang hidup di bawah garis kemiskinan dan bahkan hanya sekitar 10 persen warga yang rumahnya dialiri listrik.

"Barang-barang ini ditakdirkan oleh Tuhan untuk seluruh komunitas," kata Paus pada hari pertama kunjungan Papua Nugini dikutip dari AFP.

Paus juga menekankan, meski perusahaan internasional terlibat dalam pengelolaan SDA di Papua Nugini, tak berarti memonopoli dan menguntungkan diri sendiri. Harusnya, ikut juga menyejahterakan penduduk sekitar.

"Sudah sepantasnya kebutuhan masyarakat setempat dipertimbangkan dengan saksama saat mendistribusikan hasil dan mempekerjakan pekerja, untuk meningkatkan kondisi hidup mereka," tutur Paus Fransiskus.

Tingkat kemiskinan di Papua Nugini memang tak membaik selama beberapa dekade. Padahal banyak perusahaan asing yang masuk mengelola SDA mereka seperti dari Kanada, Australia, dan China.

Berdasarkan data, Asia Development Bank (ADB), Papua Nugini memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi, di mana 40 persen penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan ekstrem. Selain itu, 41 persen anak-anak di Papua Nugini hidup dalam kemiskinan.

Pemerintahan yang dipimpin Perdana Menteri James Marape sejak 2019 telah berupaya meningkatkan manfaat lokal dari proyek-proyek yang dilakukan konglomerat internasional, seperti Exxon Mobil Corp XOM.N dan Newcrest Mining.

Pembaruan ekonomi pada Mei 2024 mengatakan pertumbuhan di negara itu hanya 2,7 persen tahun lalu. Bank Dunia mengatakan negara itu mengalami "krisis modal manusia," dengan hampir setengah dari anak-anak menunjukkan pertumbuhan yang terhambat.

Sementara itu, Paus Fransiskus mendarat di PNG pada Jumat (6/9) malam, setelah melakukan perjalanan ke Indonesia, dan akan tinggal di sana hingga Senin (9/9).

Ia kemudian akan mengunjungi Timor Timur dan Singapura sebelum kembali ke Roma pada 13 September. Ini adalah perjalanan luar negeri terlamanya sejauh ini. (CNN/MC)
Share:
Komentar

Berita Terkini