Pelajar Tewas Diduga Dianiaya Oknum TNI, Sang Ibu Menangis Minta Keadilan

REDAKSI
Sabtu, 22 Juni 2024 - 16:47
kali dibaca
Ket Foto: Lenny Damanik menangis dalam konferensi pers yang digelar di Kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan, Jumat (21/6/2024) sore.

Mediaapakabar.com
- Lenny Damanik, ibu dari seorang pelajar berinisial MHS (15) yang tewas diduga akibat dianiaya oleh oknum TNI di Jalan Pelikan Ujung, Perumnas Mandala, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut) meminta keadilan.

Permintaan tersebut disampaikannya sembari menangis dalam konferensi pers yang digelar di Kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan, Jumat (21/6/2024) sore.

"Saya mohon kepada Bapak Presiden Jokowi dan Panglima TNI supaya mengusut kasus ini. Karena anak saya ini orang baik-baik, enggak pernah ke mana-mana, di rumah sajanya kerjanya," ucapnya.

Lenny pun mengatakan, anaknya tersebut menjadi korban penganiayaan hingga tewas saat melihat adanya tawuran di bantaran rel kereta api Jalan Pelikan Ujung tersebut. 

"Anak saya ini ke sana hanya untuk menonton tawuran rupanya dia yang kena sasaran. Saya mohon kepada masyarakat untuk mendoakan supaya kasus ini diusut hingga tuntas," sebutnya terisak isak seraya memeluk foto anaknya.

Kronologi Penganiayaan Berujung Kematian

Dalam kesempatan tersebut, Direktur LBH Medan sekaligus Kuasa Hukum Lenny Damanik, Irvan Saputra, menjelaskan kronologi kejadian yang menyebabkan MHS meninggal dunia.

"Adapun kronologi kejadiannya adalah saat itu hari Jumat (24/5/2024). Kejadian dugaan tindak pidana pembunuhan itu terjadi di Jalan Pelikan Ujung, Perumnas Mandala, Kecamatan Percut Sei Tuan, sekitar pukul 16.30 WIB," katanya.

Ia menjelaskan, saat itu korban sedang melihat adanya tawuran yang terjadi di atas bantaran rel kereta Jalan Pelikan Ujung tersebut.

"Korban saat ini sedang duduk di kelas 3 SMP dan saat itu hendak melihat adanya tawuran. Saat tawuran tersebut, ada penertiban yang dilakukan Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan pihak kepolisian," lanjutnya.

Kemudian, diungkapkan Irvan, saat itu korban dikejar terus terjatuh di bawah bantaran rel dan dianiaya hingga tak sadarkan diri. Akibatnya, korban mengalami luka di bagian kepala, lebam di dada, dan luka lecet di bagian tangan.

"Setelah itu, korban pun dibawa ke Rumah Sakit Umum (RSU) Madani. Setibanya di rumah sakit, korban menghembuskan napas terakhirnya," jelasnya.

Terpisah, Kapendam I/BB Kolonel Rico Siagian membantah korban tewas karena dianiaya oleh oknum TNI. Dia menyebut korban tewas karena terjatuh dari rel saat pihak TNI/Polri tengah menertibkan tawuran tersebut.

"Tidak benar dianiaya. Kejadian satu bulan yang lalu, ada dua kelompok warga tawuran, dibubarkan oleh Bhabinkamtibmas, Babinsa dan Satpol PP. Saat mau dibubarkan, mereka bubar dan lari berhamburan. Anak tersebut (korban) jatuh dari rel," kata Rico sembari menegaskan tidak ada kontak fisik antara korban dan personel TNI sebelum korban terjatuh. (MC/RED)
Share:
Komentar

Berita Terkini