Soal Beras Pemerintah Akui Dilema Seimbangkan Harga

Media Apakabar.com
Sabtu, 16 Maret 2024 - 15:20
kali dibaca
Foto: Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada kunjungan kerja Presiden di Gudang Bulog Bakaran Batu, Rantau Parapat, Jum'at (15/3). (dok MC)

Mediaapakabar.com
- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pemerintah menghadapi dilema dalam menjaga 
keseimbangan harga beras. Karena petani menuntut harga tinggi guna menambah keuntungan mereka, sementara konsumen membutuhkan harga yang terjangkau.

Hal itu disampaikannya saat membagikan bantuan pangan cadangan beras pemerintah kepada keluarga penerima manfaat (KPM) di Kompleks Pergudangan Bulog Bakaran Batu, Kabupaten Labuhanbatu, Sumatra Utara, 
Jumat (15/03/2024). 

" Kita ini sulit, kalau harga beras turun, saya dimarahi petani, tetapi kalau beras naik, saya dimarahi ibu-ibu," ujarnya pada pers. 

Presiden Jokowi juga mengungkapkan bahwa urusan pemerintah dalam mengelola pangan untuk 270 juta penduduk Indonesia bukan hal yang mudah.

Ia mengatakan adanya tantangan produksi beras untuk memenuhi kebutuhan tahunan sebanyak 31 juta ton, antara lain kondisi iklim.

" Tetapi kalau produksi petani dari petani banyak ya kita tenang. Tetapi begitu kayak kemarin, musim keringnya panjang, ini nanti pasti nanamnya mundur atau basahnya terlalu, hujannya terlalu lebat, ada yang kena banjir," terangnya. 

Selain itu, Presiden Jokowi juga menyebut keragaman geografis Indonesia yang tersebar di 17 ribu pulau, turut menimbulkan kompleksitas dalam distribusi dan penanganan pangan di seluruh Tanah Air.

" Ini lah negara Indonesia yang sangat besar, sangat besar. Kalau negara lain penduduknya 10 juta (jiwa), 20 juta (jiwa) lebih mudah, kita 270 juta (jiwa) tersebar di 17 ribu pulau dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Ini lah Indonesia," tukasnya. 

Presiden memastikan bahwa bantuan beras yang telah diberikan pemerintah sejak Januari tersebut akan terus berlanjut hingga Juni mendatang.

Namun begitu, katanya, keberlanjutan bantuan tersebut akan bergantung pada ketersediaan anggaran negara.

" Nanti kalau APBN-nya memungkinkan setelah Juni akan dilanjutkan tetapi saya nggak janji, janjinya hanya sampai 
yang Juni. Nanti saya lihat lagi APBN kira-kira cukup, diteruskan," imbuhnya. 

Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam kegiatan tersebut yakni Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Dirut Perum Bulog Bayu Krisnamurthi dan Pj Gubernur Sumatra Utara Hassanudin. (MC/RED)
Share:
Komentar

Berita Terkini