Ramai Guru Besar Kritik Jokowi, Bahlil: Ini Skenario, Kita Sudah Paham

Media Apakabar.com
Rabu, 07 Februari 2024 - 10:12
kali dibaca

Foto: Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia (Int)

Mediaapakabar.com
- Menteri Investasi Bahlil Lahadalia angkat bicara soal banyaknya guru besar dari berbagai perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta di berbagai daerah yang mengkritik situasi politik dan pemerintahan Presiden Joko Widodo saat Pemilu 2024. 

Dia mengatakan kritik yang disampaikan para guru besar itu merupakan bagian dari skenario yang sengaja diciptakan oleh pihak tertentu. 

" Ini skenario, ini kita sudah paham sebagai mantan aktivis," ujarnya pada pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (05/02/2024). 

" Ya sudahlah, mana ada politik tidak ada yang ngatur-ngatur. Kita tahu lah, ini penciuman saya sebagai mantan ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ngerti betul barang ini. Terkecuali aku ini mahasiswa dulu kutu buku. Kita ini besar di jalan, gimana kita enggak paham gini-ginian," tambahnya. 

Meski begitu, dia tetap menghargai petisi dan kritik yang disampaikan mereka. Hanya menurutnya, ada sejumlah oknum akademisi yang mengacungkan jari yang identik dengan paslon capres-cawapres 
tertentu saat menyampaikan hal tersebut. 

Selain itu, ada pula salah seorang ketua umum parpol yang hadir. " Kok ada yang mengangkat jari dengan nomor tertentu? Kok ada salah satu ketua partai di situ? Yang bener saja bos. Jadi maksud saya ya buatnya itu yang enak lah. Tapi Pak Jokowi enggak apa-apa. Santai santai saja," tuturnya. 

Sebelumnya, sikap pernyataan akademisi dimulai dari sivitas akademika Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 31 Januari 2024. Kemudian disusul Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas Indonesia (UI) dan diikuti beberapa kampus lainnya. 

Yang terbaru, ada sivitas akademika Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta dan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta juga menyampaikan kritik kepada pemerintah. 

Sementara, Presiden Jokowi tidak banyak berkomentar mengenai kritik yang diserukan sejumlah kampus kepadanya. " Ya itu hak demokrasi. Setiap orang boleh berbicara, berpendapat. Silahkan," tukasnya. (MC/REL)

Share:
Komentar

Berita Terkini