Program Makan Siang Dan Susu Gratis Ala Prabowo-Gibran Masuk APBN 2025

Media Apakabar.com
Senin, 26 Februari 2024 - 13:18
kali dibaca
Foto: Presiden Jokowi akan membahas Program Makan Siang dan Susu Gratis ala Prabowo-Gibran Senin (26/2) ini. Pembahasan dilakukan di Sidkab Paripurna. (Dok: Kemenko Perekonomian).

Mediaapakabar.com
- Presiden Jokowi akan membahas program makan siang dan susu gratis ala Prabowo-Gibran, Senin (26/02/2024). 

Informasi soal rencana pembahasan itu disampaikan oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto akhir pekan lalu. 

Ia mengatakan program makan siang gratis ala Prabowo Subianto akan masuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025. " Masuk," katanya.  

Ia mengatakan program makan siang dan susu gratis Prabowo akan dibahas dalam kebijakan ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal (KEM-PPKF) 2025.

" PPKF sedang dibahas, hari ini Senin (26 Februari 2024) akan ada sidang kabinet. Jadi, tunggu saja,"  jelasnya. 

Prabowo-Gibran berjanji akan melaksanakan Program Makan Siang dan Susu Gratis untuk 82,9 juta rakyat miskin. 

Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Budiman Sudjatmiko mengatakan pembiayaan penuh yang diperlukan untuk melaksanakan program ini mencapai Rp450 triliun per tahun.

Namun, Budiman mengklaim Prabowo dan Gibran Rakabuming Raka hanya akan menghabiskan sekitar Rp120 triliun untuk pelaksanaan program ini di tahun pertama.

Ia menyebut akan ada konsolidasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDES), UMKM dan koperasi untuk menyusun rantai pasok khusus penyediaan kebutuhan bahan-bahan tersebut. 

Sementara industri besar pangan nasional diharapkan berperan mendorong peningkatan kualitas, produktivitas, serta penerapan teknologi pertanian.

" Dengan pendekatan gotong royong produksi pangan seperti ini, diperkirakan terjadi penghematan hingga 40 persen‐50 persen dari kebutuhan pembiayaan program dari sumber APBN, jika hanya melakukan pembelanjaan hilir. Sehingga alokasi APBN yang dibutuhkan pada tahun pertama pelaksanaan program ini diperkirakan sekitar Rp50 triliun‐Rp60 triliun saja," tukas Budiman. (MC/CNN)

Share:
Komentar

Berita Terkini